Politik kekuasaan akan lekat dengan aspek kehidupan sosial budaya yang berada pada kepentingan ekonomi budaya yang ada di masyarakat. Hal ini menjelaskan adanya sistem ekonomi, bearti adanya ketekunan dalam bekerja, belajar, dan beretika dan moralitas yang terkandung dalam sistem ekonomi sosial yang ada di masyarakat terhadap pembangunan manusia.
Pada masa yang berada pada posisi kelas pekerja, hal ini berada
pada aspek kehidupan sosial di masyarakat, dengan softskill yang dimiliki serta
turut serta dalam sistem budaya politik yang berada pada kehidupan sosial di
masyarakat saat ini.
Ketika hal ini terjadi perubahan ekonomi di kota Pontianak, dalam
hal ini pada bidang kuliner yang ketika malam dan siang terdapat posisi yang
ada di pinggiran kota, dengan bangunan yang berada pada petak lantai tiga itu, dan dimana mereka bekerja di perusahaan, rumah sakit, pendidikan, dan lingkungan tempat tinggal, berdasarkan politik ekonomi.
Ekonomi rakyat pada masyarakat Tionghoa, akan meningkat semasa ini
dengan sistem ekonomi sosial politik, dan kepentingan politik memang tidak
dapat terhindarkan. Sementara itu, berada pada persoalan kelas sosial tentunya
yang mengidentifikasikan berbagai hal terkait dengan sistem budaya yang berada
pada persoalan kelas sosial yang membentuknya.
Ketika hal ini berada pada posisi yang berada pada sistem dinamika
sosial budaya yang taat pada setiap kebijakan akan menjelaskan berbagai aspek
kehidupan sosial masyarakat Tionghoa, berdasarkan ekonomi mereka terapkan
berabad-abad lamanya.
Pembentukan kota yang berasal dari setapak tentunya memiliki kesan
terhadap pembangunan ekonomi, sosial yang ada di pada orang Tionghoa yang
berasal dari tingkat kesejahteraan kehidupan sosial mereka yang berasal dari
kehidupan budaya dan ekonomi.
Ketika hal ini berada pada persoalan politik Orde Baru dan Orde Lama hingga masa Reformasi, dan Revolusi mental, kekuasaan akan berada pada tata kota yang berasal dari pajak dihasilkan tentunya berada pada persoalan ekonomi perkotaan yang ada di kota saat ini.
Mengacu pada orang dan Dayak - Tionghoa, berdasarkan asimilasi budaya, dan kepentingan pendidikan mereka yang berasal dari kedua orang tua mereka sebelumnya. Ketika hal ini menjelaskan berbagai hal terkait dengan aspek pendidikan maka tampak bagaimana drama politik dan ekonomi (alat tukar) dalam suatu kota, hingga perubahan itu muncul sesuai dengan kehendak yang semestinya tidak diganggu.
Tetapi pelanggaran itu dimulai dari adanya ekonomi politik dalam
suatu masyarakat yang semena-mena, yang berlangsung telah lama. Tanpa disadari budaya malu (Indonesia) tidak
sesuai dengan aspek kehidupan mereka dalam meraih prestasi belajar mereka
terhadap pendidikan budaya dan agama mereka, hal ini menjelaskan berbagai persoalan masyarakat Indonesia, secara lokal di berbagai wilayah dalam hal ini.
0 comments