Berkeliling diberbagai wilayah pedesaan di Kalimantan Barat, PTS – Mempawah – Singkawang – Bengkayang menjadi suatu cerita tersendiri. Berbagai aspek kehidupan pertanian di masyarakat yang hendak diketahui bagaimana hidup pada hutan dan pertanian yang dibuat dengan maju pesat.
Ketika asimilasi budaya berlangsung hendaknya dipahami dengan
adanya sistem seksualitas, dan jasa yang ada di perkotaan dan pedesaan. Hal ini
menjelaskan berbagai aktivitas dan kebiadaban mereka selama hidup di pedesaan,
dan di kota yang berlangsung berdasarkan sistem politik ekonomi di Jakarta.
Orang Dayak memiliki karakteristik terhadap kehidupan hutan di
Kalimantan, dengan pengetahuan yang minim, dan persoalan konflik sosial yang
terjadi di masyarakat hingga saat ini terjadi 60an - 90an. Hal ini tidak jauh
berbeda dengan aksi yang dibuat orang Batak – Jawa sebagai orang pribumi.
Menjelaskan karakteristik ngotot mereka pada budaya batak dengan
adanya karakteristik yang dibawa dari asal kehidupan budaya dan agama Protestan
HKBP Pontianak, telah dipelajari secara lokal, Indonesia. Persoalan ekonomi
politik, dan seksualitas telah menjelaskan dengan baik adanya sistem hukum, dan ekonomi
budaya yang melekat pada kehidupan sosial orang Tionghoa di Pontianak.
Orang tersebut yang hendak memahami pelanggaran hukum, dan
kebijakan berdasarkan Undang – Undang tanpa memahami akar pohon siapa mereka,
di masyarakat berdasarkan budaya (makan orang - Jawa) cara bertahan hidup mereka pada suatu budaya, secara biologis.
Persoalan konflik sosial, dan pembangunan manusia hendak dipahami
dari karakteristik kotor orang Tionghoa Budha – Katolik – Protestan HKBP di
Pontianak – Kalimantan. Hal ini menjelaskan keturunan mereka selama hidup
diberbagai wilayah Sihombing – Hukum (Tionghoa) yang dibalik tembok
gereja, dan budaya, dan hukum, apa kredibilitasnya ? .
Berbagai pembahasan itu, akan menjadi penting terhadap pertanggungjawabannya
sebagai penyimpangan konflik selama politik ekonomi berlangsung di perkotaan
Pontianak. Berlanjut pada genetika asimilasi budaya seksualitas, untuk tidak
mengganggu aspek pendidikan, yang memiliki arti penting pada petinggi Negara di
Indonesia, dan Negara lainnya.
Pembagian kerja penting dipahami, mengenai siapa mereka dan hendak
dipahami dari buah seksualitas yang memang berada pada kondisi pembangunan
manusia yang buruk di Kalimantan Barat, politik Petugas partai (PDI Perjuangan –
Golkar).
Ketika mereka hilang akal sehat, maka pembangunan gereja di buat
sebagai tanda akan ketidakmampuan mereka terhadap beton dan kayu yang menjadi symbol
akan sistem ekonomi dan budaya terhadap pembangunan gereja di Pontianak - Kalimantan Barat 2008 - 17.
0 comments