Kehidupan Sosial Masyarakat Adat Dayak – Jawa – Batak - Tionghoa ( Khek - Tionchu ) Kalimantan Barat 1980an - 21

12/01/2021

Berkeliling diberbagai wilayah pedesaan di Kalimantan Barat, PTS – Mempawah – Singkawang – Bengkayang menjadi suatu cerita tersendiri. Berbagai aspek kehidupan pertanian di masyarakat yang hendak diketahui bagaimana hidup pada hutan dan pertanian yang dibuat dengan maju pesat.

Ketika asimilasi budaya berlangsung hendaknya dipahami dengan adanya sistem seksualitas, dan jasa yang ada di perkotaan dan pedesaan. Hal ini menjelaskan berbagai aktivitas dan kebiadaban mereka selama hidup di pedesaan, dan di kota yang berlangsung berdasarkan sistem politik ekonomi di Jakarta.

Orang Dayak memiliki karakteristik terhadap kehidupan hutan di Kalimantan, dengan pengetahuan yang minim, dan persoalan konflik sosial yang terjadi di masyarakat hingga saat ini terjadi 60an - 90an. Hal ini tidak jauh berbeda dengan aksi yang dibuat orang Batak – Jawa sebagai orang pribumi.

Menjelaskan karakteristik ngotot mereka pada budaya batak dengan adanya karakteristik yang dibawa dari asal kehidupan budaya dan agama Protestan HKBP Pontianak, telah dipelajari secara lokal, Indonesia. Persoalan ekonomi politik, dan seksualitas telah menjelaskan dengan baik adanya sistem hukum, dan ekonomi budaya yang melekat pada kehidupan sosial orang Tionghoa di Pontianak.

Orang tersebut yang hendak memahami pelanggaran hukum, dan kebijakan berdasarkan Undang – Undang tanpa memahami akar pohon siapa mereka, di masyarakat berdasarkan budaya (makan orang - Jawa) cara bertahan hidup mereka pada suatu budaya, secara biologis.

Persoalan konflik sosial, dan pembangunan manusia hendak dipahami dari karakteristik kotor orang Tionghoa Budha – Katolik – Protestan HKBP di Pontianak – Kalimantan. Hal ini menjelaskan keturunan mereka selama hidup diberbagai wilayah Sihombing – Hukum (Tionghoa) yang dibalik tembok gereja, dan budaya, dan hukum, apa kredibilitasnya ? .

Berbagai pembahasan itu, akan menjadi penting terhadap pertanggungjawabannya sebagai penyimpangan konflik selama politik ekonomi berlangsung di perkotaan Pontianak. Berlanjut pada genetika asimilasi budaya seksualitas, untuk tidak mengganggu aspek pendidikan, yang memiliki arti penting pada petinggi Negara di Indonesia, dan Negara lainnya.

Pembagian kerja penting dipahami, mengenai siapa mereka dan hendak dipahami dari buah seksualitas yang memang berada pada kondisi pembangunan manusia yang buruk di Kalimantan Barat, politik Petugas partai (PDI Perjuangan – Golkar).

Ketika mereka hilang akal sehat, maka pembangunan gereja di buat sebagai tanda akan ketidakmampuan mereka terhadap beton dan kayu yang menjadi symbol akan sistem ekonomi dan budaya terhadap pembangunan gereja di Pontianak  - Kalimantan Barat 2008  - 17.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close