Masing-masing pemahaman mengenai ideology akan lekat dengan aspek kehidupan sosial budaya di masyarakat, hal ini ketika adanya perbedaan pandangan maka debat dilangsungkan di meja debat tentunya.
Suatu pemahaman yang menarik adalah, ketika memahaman demokrasi,
maka akan lekat pada kepentingan ekonomi rakyat Indonesia, dan Barat. Lebih
baik pilih mana tentunya, bagi saya setidaknya menulis mengenai demokrasi di
Indonesia, dengan standar yang dimiliki akan lekat pada kesan moralitas
terhadap etika di masyarakat hingga saat ini.
Pengertian umum, yang lainnya bahwa ekonomi politik suatu Negara
dilangsungkan dengan terbuka di seluruh rakyat Indonesia, begitu juga politik
ekonomi di Rumah Tangga. Setuju, menjadi kepatuhan terhadap ilmu pengetahuan
yang dimiliki, dengan berbagai harapan hidup dengan mereka yang layak terhadap
kesan moralitas dan etika.
Sementara itu, berbagai hal terkait dengan sistem budaya di masyarakat masih memahami, bagaimana kepentingan ekonomi politik, yang meliputi pada kekerasan etnik, pelecehan seksualitas, dan kesengajaan terhadap perbedaan pandangan.
Hingga mencapai tutut kata kasar Batak - Jawa (Sihombing, Marpaung - Malau), yang berada pembinasaan terhadap
konsumsi makanan, itu adalah makna dalam suatu Negara. Termasuk dialek Tionghoa pedesaan tidak berjauh berbeda, itu yang saya temui selama berada di Pontianak - Desa, guna mencari simpati pada saya.
Menjelaskan hal tersebut, bahwa akan lekat dengan kesadaran diri, moralitas,
kemaluaan, dan lainnya dalam medis, pada masyarakat yang hendak menyantap hasil
pajak di masyarakat, dan lainnya maka mereka membutuhkan keseimbangan dalam
kehidupan sosial mereka, dan berumah tangga dalam hal ini.
Hal ini seringkali menjadi temuan, apa yang terjadi di Ibukota Jakarta, pada masa 2010 berlanjut, dengan hasil yang diperoleh, dan ekonomi politik yang diterapkan masing-masing kepentingan politik partai.
Terkadang hasil dari itu
juga, menyimpang pada kepentingan ekonomi politik, seperti mata pencahariaan,
dan dinamika budaya hingga saat ini, bahkan filsafat politik sebagai kajian
yang baik terhadap politik di Indonesia.
Kepentingan ekonomi Politik Lokal Pontianak
Dengan kepentingan ekonomi politik lokal, jelas bagaimana hendak
dipahami dengan adanya sistem politik yang berlanjut pada agama, tentunya
mengenai persoalan dinamika budaya yang lekat dalam suatu sistem ekonomi lokal,
dengan kapitalisme akan berdampak pada sistem kesadaran manusia dalam ambisi,
dan kecurangan dalam setiap sistem pendidikan dan kesehatan tentunya.
Pada kepentingan ekonomi politik, mereka mampu membuat berbagai
hal terkait dengan konflik sosial, konflik tanah, dan lainnya bahkan hingga
seksualitas terhadap kepentingan ekonomi mereka sebagai orang biasa, dan kelas
sosial berdasarkan hasil dari perjuangan kelas sosial, baik itu disengaja dan
tidak.
Hal ini menjelaskan mengenai kodrat mereka sebagai manusia, dan
bagaimana ekonomi itu diraih berdasarkan kecurangan dalam hidup Batak tentunya
juara dalam hal ini dan setiap pekerjaan, begitu juga Tionghoa pedesaan, dengan
karakteristiknya.
Kepentingan ekononomi politik, dan penguasaan budaya akan lekat pada kebiadaban mereka Batak – Jawa, Tionghoa – Dayak, suatu pengalaman menarik berteman dengan kelas sosial menegah, dan ekonomi politik dalam kepentingan mereka, teman masa kecil di gereja tentunya.
Pada agama dan perjuangan kelas di Lokal, Pontianak tanpa memiliki budaya malu sebagain orang lokal, di Indonesia menjelaskan hal ini, dan kontribusi mereka terhadap pembangunan ekonomi masyarakat adat Batak (makan orang), yaitu tahu ngentot (seksualitas) sebelumnya dalam kehidupan budaya di masyarakat, pada orang tua mereka di Kota ini.
Karakteristik itu tampak, pada orang tiba – tiba menyapa, dan berkomentar di
sosial media, teknologi, dan lainnya, serta gaya hidup, lokal Pontianak menjelaskan dalam hal ini. Itu adalah karakteristik mereka hidup di Pontianak - Jakarta saat ini.
0 comments