Kalimantan Barat, Filsafat Politik, Kekuasaan & Moralitas

3/06/2022

Pedesaan - berbagai pemahaman mengenai aspek moralitas medis dalam berbagai hal terkait dengan kekuasaan, dan moralitas pada aspek pendidikan dan kesehatan yang ada di Pontianak, dengan moralitas seorang buruh kapal, ahli hukum, elit politik yang mencakup orang Batak – Dayak – Jawa, di Pontianak - Hilir menjelaskan hal ini.

Maka, dapat dipahami dengan baik adanya sistem ekonomi dan moralitas pada mistik agama Kristen – Budha di Pontianak, menjelaskan bahwa agama dan kesehatan (mistik) yang mereka terapkan dikarenakan belum adanya pengetahuan yang baik, seperti Negara maju.

Persaingan pengetahuan diberbagai Negara, memang berada kondisi yang begitu menjijikan Tionghoa – Batak - Dayak di Pontianak, menjelaskan  bagaimana mereka hidup di masyarakat, dan sampah medis - pendidik di Pontianak, hasil dari elit politik PDI Perjuangan - Golkar, dan budaya massa itu.

Hal ini menjadi temuan saya ketika berada disini Pontianak, sehingga moralitas dan etika dalam sistem kekuasaan perlu diterapkan sebagai jalan terhadap kehidupan sosial, dan berbagai hal terkait dengan cinta dan kekuasaan yang menjadi awal dari tubuh terhadap seksualitas. 

Setelah membuat kejahatan dan kemudian tobat berdasarkan "sakramen tobat", masih mending di Katolik, apalagi di Protestan yang tidak memiliki moralitas, kaum pribumi -  Tionghoa Hakka hilir -hulu disini (melayu).

Orang yang memiliki moralitas rendah seperti Batak – Budha karena tidak ada pertobatan dalam hal ini, sebagai agama Kristen Protestan di Pontianak dan Jakarta tentunya pada HKBP dan GKE, serta MRPD  Pancasila (orang). 

Menjadi catatan kriminal seksualitas mestinya bagi mereka yang menyandang dokter 1930an Sihombing sebagai budaya makan orang yang begitu brutal pada masa Kolonial Belanda dalam kehidupan sosial mereka di masyarakat telah membuktikan dalam hal ini.

Hukum di Indonesia akan menjelaskan berbagai pengetahuan yang mereka terima pada aspek psikologis mengenai riwayat kehidupan moralitas mereka selama di Pontianak, para suku dan pendidikan serta persoalan kekuasaan yang begitu rendah moralitas dengan kehidupan sosial mereka di tengah masyarakat.

Misalnya dalam hal ini bahwa “dia ingin menyetuh saya, apakah itu baik atau buruk dalam hal ini“, berbagai pandangan pengetahuan terhadap agama Islam (orang Jawa) menjadi awal dari pemahaman agama yang baik terhadap stigma yang muncul.

Dari hal tersebut muncul dengan adanya perkembangan mental yang mencakup dengan berbagai hal terkait dengan pengetahuan, atau persoalan mengenai di bakar hidup – hidup, mala ingin bakar rumah di RT 003. 

Pada persoalan konflik, dan lainnya pada sistem Kekuasaan dan Cinta, dimainkan oleh oknum dan sampah karena moralitas orang tua yang rendah, Sihombing - Siregar (orang) petugas partai PDI Perjuangan (elit politik) manuver.

Dalam hal ini peraturan mengenai moralitas tradisional dalam hal ini adalah pada kesalehan orang tua, dan sikap tunduk pada lingkungan keluarga. Dalam hal ini akan dibentuk sebagai persoalan anarkis, dan lainnya dalam lingkungan keluarga, kelompok, dan gereja di Indonesia. 

Tahapan seperti muncul dengan adanya tahapan kekuasaan, keinginan, dan kenikmatan, serta akhirnya keinginan dan kekuasaan, berujung pada pencerahan. Semakin enak dalam suatu perkotaan dan kekuasaan, serta ekonomi, maka akan semakin ingin berkuasa, dan menyimpang. 

Pada setiap aturan dan kebijakan yang dilangsungkan hingga saat ini, begitu juga manusia yang hidup di Pontianak - Jakarta dan (pedesaan), dengan budaya dan moralitas yang rendah Batak – Tionghoa – Dayak, dalam konteks agama dan moralitas etnik 1990an - 2000 - 2017.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close