Orang Batak, Kehidupan Sosial dan Ekonomi Pontianak – Jakarta 80an

3/04/2022

Suatu pemikiran ekonomi politik, (untuk Partai Politik PDI Perjuangan) di Jakarta tentunya menjadi landasan bagaimana kelas sosial rendah hidup pada kelas sosial, dan pekerja, dan kemudian dengan latar belakang keluarga seorang perompak kapak, mengajar, dan menjadi tenaga medis, itu ada di Pontianak – Jakarta.

Hasil pembangunan manusia dari sampah di masyarakat Pontianak, dan kolektifitas penikmatan sebagai budaya (makan orang), cap yang disampaikan secara psikologis, dan berbagai hal terkait hukum di Indonesia menjelaskan hal tersebut dengan jelas.

Hal ini tentunya tidak jauh dari campur tangan orang Tionghoa Pontianak - Jakarta dan Kapuas Hulu, yang sebelumnya datang bermigrasi, dan mencari hidup di Indonesia dan di kota Pontianak – Jakarta. Memahami kelas sosial rendahan seperti itu.

Menjelaskan bagaimana sistem kesehatan dan konflik etnik, dan pembunuhan yang dilakukan secara kolektif, oleh Masyarakat  Batak - Dayak (Karakteristik Maling, PDI Perjuangan - Golkar Cornelis MH), menjelaskan hal tersebut sebagai gambaran awal dari peta konflik, maling dan medis di Pontianak, tidak menyadari dirinya siapa, dari pembangunan gereja di Kalimantan Barat.

Maka, sistem politik menguatkan bagi setiap orang atau pemimpin memimpin etniknya, untuk lebih baik, dan tidak terprovokasi dan catatan awal medis di Pontianak oleh Orang Batak, Protestan - Islam yang hidup dan bersembunyi pada tembok agama dan kitab suci pada masa kolonial Belanda - Revolusi mental menjelaskan hal tersebut dengan baik.

Menjadi catatan ketika berbagai hal terkait dengan aspek kehidupan sosial budaya mereka di masyarakat, menjelaskan berbagai temuan, ketika pendukung orang tersebut pada masyarakat Dayak - Batak - Tionghoa (pro), misalnya mereka berpura – pura baik, manis di depan, tetapi busuk orangnya itu adalah keburukan orang pribumi di Pontianak – Jakarta, itu biasa, dikarenakan ekonomi, teknologi, pengetahuan, dan transportasi, ternyata karakteristiknya tidak memiliki malu.

Seringkali hal ini menjadi lebih baik, ketika memahami tingkat kesadaran diri mereka selama hidup di Pontianak misalnya, menjadi baik bagaimana mereka bertahan hidup, dan membentuk suatu asimilasi budaya menjadi rencana kehidupan sosial mereka, dengan status sosial, dan kelas sosial  mereka terima, Orang Batak Siregar (siapa dia, di Pontianak misalnya apalagi di Jakarta).

Terkadang orang tersebut seringkali bermimpi dengan keburukan dan kehidupan mereka secara budaya, begitu juga dengan agama tetapi itu adalah binatang mestinya dipahami seperti itu dalam menjelaskan akal sehat, dan kesadaran diri mereka selama hidup di berbagai wilayah di Indonesia.

Ada sistem pertanian, tetapi tidak dikelola di tanah sendiri (Sumatera) tetapi tetap saja kulitnya hitam dan tidak berbeda jauh ketika terkena matahari, menjelaskan hal tersebut juga kita berbicara mengenai agama dan karakteristik budaya mereka. Tetapi kelakukannya seperti hasil asimilasi seksualitas tetapi tahu "ngentot" itu disebut dengan ekonomi seksualitas perkotaan 80an – 2000, Pontianak.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close