Hutan Kalimantan – di tinggal oleh masyarakat suku Dayak Iban yang terletak di pedalaman Kapuas Hulu. Dengan kondisi spritualitas yang baik di lingkungan sekitar hutan adat. Berbagai hal terkait dengan kehidupan Tionghoa dan Dayak Kapuas Hulu begitu baik dengan berbagai hal terkait moralitas dan etika ketika kekuasaan di Kalimantan.
Pada tahun 1960an kekuasaan telah usai dengan berbagai persoalan
anggota keluarga politik Oevang Oeray, telah menyisahkan berbagai hal terkait warisan
dilingkungan para pejabat di Kalimantan Barat. Hal ini telah diketahui
bagaimana kekuasaan dan kekayaan yang dimiliki telah selesai pada bangunan ruko
yang dibangun.
Dayak Kalimantan, Kapuas Hulu ketika hendak bekerja mengelola
hasil hutan, ekonomi dan bisnis maka berbagai kalangan Tionghoa yang tinggal di
pesisir dan hilir diketahui bekerja sebagai birokrasi, pedagang, dan kelas
pekerja diketahui pada masyarakat yang tinggal di perkotaan.
Perkampungan yang diketahui dengan adanya model Tionghoa Hakka,
akan berbeda dengan kehidupan sosial budaya di masyarakat, pada kalangan
tertentu. Dengan adanya kawasan Tionghoa yang berurbanisasi dan hidup berpindah
– pindah karena pekerjaan, akan baik dengan adanya moralitas dan
ketidaksenangan dari pekerjaan yang diperoleh.
Biasanya pada Tionghoa pedagang yang terwaris dari genetika awal
kehidupan sosial budaya dan agama di masa lalu, masih mempengaruhi. Kolektifitas bekerja dan
konflik sosial di langsungkan di Pontianak, baik itu perkantoran, pertokoan
hasil ekonomi lokal yang terbentuk pada kawasan ekonomi Tionghoa Hakka di
Pontianak.
Hal ini diketahui dengan baik, bagaimana migrasi memiliki dampak
pada pola pikir, pengetahuan, dan kehidupan sosial, dan moralitas mereka di
masa lalu. Tentunya merugikan berbagai kalangan tidak begitu mengherankan di
masyarakat.
Pengmpulan hasil hutan, karena enggan ingin mengerjakan lebih
banyak dilakukan orang Dayak – dan Tionghoa Hakka, begitu juga hasil laut pada
sistem bisnis Melayu. Perbedaan bisnis
dan ekonomi akan lekat dengan moralitas dan kemajuaan kota dan sumber daya
manusia.
Ketika orang Tionghoa Hakka terutama perempuan dagang dan pekerja maka mereka akan sangat jauh persaingaan pada pengetahuan, dan inovasi
telah terjadi dengan baik, dikalangan masyarakat Tionghoa Hokkien modern di
Jakarta.
0 comments