Pemikiran Agama pemimpin katolik yang tidak patuh pada hukum perintah Tuhan, maka diketahui semena – mena pada gereja katolik di Keuskupan Agung Pontianak. Hal ini menjelaskan bahwa Indonesia, adalah Negara - (orang) miskin, dan hal ini para politisi dan gereja tidak baik dalam setiap penugasan.
Berbagai hal terkait dengan catatan pemimpin gereja yang dilanggar
oleh pengurus gereja katolik di gereja MRPD, dan begitu juga imam yang bertugas
di pastoral. Institusi gereja tidak dapat dan tidak boleh mengambil alih
perjuangan politik yang mewujudkan sebuah masyarakat yang adil, ia tidak dapat
mengambil alih tugas Negara.
Tetapi ada oknum partai demokrat semena –mena dan pengusaha di
Pontianak, dalam hal ini menjelaskan dan ikut campur dalam pengurus gereja
seperti menjadi bendahara gereja di paroki MRPD Pancasila.
Oknum Politisi yang melanggar dalam berbagai tugas gereja, dan
begitu karakteristik masyarakat Tionghoa Hakka, Pontianak yang hidup dalam kemiskinan spritualitas di sini sebagai masyarakat pribumi (Dayak - Melayu) dan non di Indonesia menjelaskan hal tersebut.
Hal ini diketahui berbagai aspek kehidupan politik dan pengusaha
sebagai awal dari kebiadaban mereka sebagai "budak Jawa" istilah kolonial Belanda yang ikut campur
berbagai tugas gereja Katolik pada kalangan politisi yang semena – mena dan
ilmu pengetahuan yang goblok dan tidak bermanfat bagi gereja dan masyarakat.
Maka, setelah diketahui tidakjujuran mereka orang Tionghoa Hakka –
Dayak di sini, akan menjadi catatan terhadap perlakukan dan kehidupan
organisasi dan pengurus di Gereja Katolik di Keuskupan Agung. Perdebatan publik,
dan tumbuhnya kekuatan rohani yang dilandasi pada kepentingan pembangunan
masyarakat yang adil.
Kaum muda di Keuskupan Agung Pontianak, telah menjadi catatan terhadap lingkungan dan iklim spritualitas dan konflik agama dan politik agama yang mengatasnamakan Tuhan - PDI Perjuangan dinamis berubah.
Yang berawal dari kehidupan dan spritualitas kemiskinan orangtua
mereka sebelum Kemerdekaan Indonesia, maka label "budak Jawa" baik bagi mereka yang
hidup pada kawasan Tionghoa – pribumi - Jawa - Dayak.
0 comments