Jakarta, Tionghoa Indonesia berubanisasi tidak lepas dari kemiskinan dan kekayaan, dan medis yang diperoleh dari Tiongkok sebagai pengetahuan awal melalui bahasa mandarin bentuk kekuasaan. Hal ini untuk menjauhkan dari kriminalitas, dan kemiskinan yang terjadi di masa lalu.
Ketika ingin menguasai hukum di Indonesia, maka fitnah lebih kejam
dari pembunuhan akan lebih baik pada awal tingkah laku hidup di masyarakat adat
di Indonesia, dengan kelas sosial dan penyakit di masa lalu yang terjadi dari
awal dalam menguasai hukum, pada kekuasaan 1967 - Revolusi, dan ekonomi 1998 oleh orang Jawa - Tionghoa.
Maka, dapat diketahui bagaimana hidup di Pontianak, dan dinamika
budaya kelas sosial, dan pekerjaan hidup di masyarakat dan lulusan gereja
katolik di Pontianak, tak punya malu bagi mata pencaharian. Hal ini ketika orang Dayak dengan kelas
sosial rendah dan Tionghoa Hakka, sebagai pedagang dan pekerja dan birokrasi
rendah - pribumi Lai Notaris.
Sekelompok orang dalam komunitas dan gereja katolik, tak punyak
malu untuk bertemu dan bicara misalnya tak punya etika dan moral itulah lokasi di sekitar kawasan kota Lai notaris
yang ditemui di Pontianak, selama bertugas sebagai notaris rendah dan
birokrasi di Pontianak, dengan kelas sosial saat ini.
Persekolahan, santo petrus dan kehidupan budaya dan agama kristiani tak punya malu
menjelaskan etika dan moral dan kekerasan hidup terhadap hukum di Indonesia,
numpang hidup, dan cara seksualitas serta kemiskinan menjadi awal dari kehidupan
bangsa di Indonesia, dalam kekuasaan dan medis Tionghoa Indonesia.
Berawal dari kehidupan di Kalimantan, tanpa malu dalam hidup di
masyarakat adat di Indonesia, hingga saat ini, dan mengeluh berdasarkan
pengetahuan psikolog tidak berbeda jauh dari hidup di masyarakat kota
Pontianak dan kejahatan mereka.
History keluarga menjadi awal dari kebiadaban bangsa dalam kekuasaan, dan kelas sosial melalui agama di Indonesia terutama untuk katolik dan protestan. Kolektif menyerang dapat dikatakan seperti itu.
Misalnya tidak bekerja, numpang hidup, dan lainnya tanpa disadari hidup Tionghoa Hakka, dan kelas sosial apalagi pangkat yang diperoleh di setiap pendidikan katolik - non, dan gaya hidup Indonesia.
Dengan tantangan awal dari hidup masyarakat Tionghoa Hakka, dan Hokkien Jakarta, akan tampak pada setiap aktivitas Tionghoa Peranakan dan pribumi di Indonesia. Orang tidak memiliki malu pada kelas sosial kalangan biasa, biasanya Jawa – Batak dan Melayu (orang) hasil dari perpindahan penduduk dan seksualitas.
Karakteristik masyarakat adat di Indonesia tidak berbeda jauh dari
hasil dramatis hidup di masyarakat adat, dan setiap sistem pendidikan di Pontianak. Masuk wilayah Jakarta, sebagai alat untuk kemiskinan dan seksualitas yang dihasilkan dari
masyarakat Tionghoa Indonesia, dan Pribumi disini.
Maka, dijelaskan kembali dengan adanya budaya lokal dan masyarakat
adat di Indonesia, mencerminkan berbagai hal terkait dengan seksualitas,
ekonomi & bisnis, dan budaya Barat sebagai culture akan budaya seksualitas yang baik
ketimbang di Indonesia.
0 comments