Kanal - Kanal : Sejarah dan Perubahan Pola Ruang Perkotaan Pontianak

11/21/2013


Foto : Sultan Hamid II dan Pangeran Agung main sampan di parit belakang rumah, Sumber :  istanakadriah.blogspot.com

















Pontianak,  Pada masa prakolonial 

  • pola pergerakan transportasi sepenuhnya dikendalikan transportasi air yang dimanfaatkan dari sungai dan parit-parit.
  • Jalur aliran sungai kapuas inilah yang merupakan jalan atau kemudahan terpenting dalam menyelenggaraan transportasi dan komunikasi.
  • Semakin banyak perdagangan dan pendatang yang datang di Pontianak, menyebabkan banyaknya pendatang mendirikan perkampungan-perkampungan.

Masa Kolonial
  • Kawasan lahan seribu (Verkendepaal) direncanakan dan berkembang sebagai kawasan yang berbasis pada fungsi sebagai pusat pemerintahan kolonial Belanda di Pontianak yang didukung oleh pertegasan pusat perdagangan yang ada pada daerah kawasan tepian sungai.
  • Berdirinnya Fort Mariannem pada tahun 1800 yang berfungsi sebagai basis pertahanan dan kekuatan serdadu Belanda. Keberadaan benteng ini kemudian diikuti dengan terciptanya aktifitas pasar apung disekitar tepian sungai kapuas. Karena adanya jaminan keamanan dari pihak kolonial, banyak para pedang yang kemudian menetap disekitar pasar atau bergerak kepedalaman kawasan dengan menyusuri tepian parit yang ada.
  • Pola perdagangan yang terbentuk hanya berada pada muara dari parit-parit yang ada di sungai kapuas. Namun setelah terjadinya pengembangan terhadap kawasan tanah seribu, pola perdagangan ini mulai menyebar dan masuk kedalam kawasan. Hal ini terutama terjadi pada kawasan yang didominasi oleh kaum imigran cina, seperti telah dijelaskan sebelumnya pola sosial-ekonomi yang dibawa oleh kaum cina menjadi bagian penting dalam menghidupkan perdagangan di Kota Pontianak. 

Pascakolonial
  • Perdagangan dan Jasa mengalami kemajuan yang sangat tinggi. Hal ini terlihat dengan munculnya pusat-pusat perdagangan yang dibangun pada kawasan pusat kota. 
  • Dalam sejarahnya aliran-aliran parit didalam kawasan memberikan peranan yang besar dalam membentuk pertumbuhan dan perkembangan kota. Disamping sebagai lokasi pedagangan dalam skala lokal, peranan lainnya sebagai sarana dalam pergerakan transportasi sungai sehingga membentuk identitas kawasan yang sangat khas. Namun seiring dengan dominasi transportasi darat, keberadaan parit pada kawasan ini telah mengalami penurunan kualitas bahkan hilang.



Sumber : Chandra Bayu (2007), Tesis Perubahan Pola Ruang Perkotaan Dalam Transformasi Sosial Budaya Masyarakat Tepian Sungai Di Pontianak – kalimantan barat. 

1 comments:

Daily Journal

Recent Posts Widget
close