Bagaimana Kehidupan Lokalitas Perkotaan

9/27/2017

Mengenal perkotaan tentunya yang harus dipahami mengenai perkotaan, perpindahan penduduk ke kota (urbanisasi) yang berasal dari berbagai kawasan budaya, etnis dan tingkat sosial yang berbeda telah mengakibatkan perubahan-perubahan dalam interaksi sosial masyarakat urban. Masing-masing komponen masyarakat kota yang berbeda latar belakang memerlukan penyesuain diri satu sama lain, guna dapat membina keselarasan hubungan sosial dalam kebersamaan dan kehidupan bersama.

Dalam hal ini, mengenai kemajemukan masyarakat kota, pada satu segi dapat membuka kesempatan untuk saling mengenal berbagai latar belakang perbedaan masing-masing, saling memotivasi satu dengan lain, bertukar informasi dan pengetahuan serta kearifan yang pada gilirannya menjadikan masyarakat tersebut lebih dinamis dan terbuka. Namun, disegi lain masing-masing komponen masyarakat kota yang berbeda memerlukan penyesuain diri satu sama lain untuk dapat membina keserasian sosial dalam kebersamaan.

Apa yang dikemukakan oleh Pelly (1988), dimana konsep keserasian sosial seperti itu merupakan hal yang baru, pengertian dan unsur-unsurnya, factor penentu dan cara pengukurannya masih memerlukan pengembangan dan pemikiran. 

Dalam kaitan dengan perubahan-perubahan dari fungsi suatu masyarakat majemuk perkotaan, hal yang perlu dipertanyakan ialah apakah perubahan-perubahan itu dapat dikondisikan dalam dinamika masyarakat? Nah, dalam hal ini penting untuk digaris bawahi, guna menciptakan keserasian sosial, bukan kearah kesenjangan atau kerancuan sosial.



Dengan melihat pertumbuhan kota-kota yang ada misalnya, teruatama kota lama dapat dilihat bahwa pertumbuhan semakin secepat, baik itu pertumbuhan pemukiman dan prasarana/sarana pendukungnya. Akan tetapi, gambaran wajah dari kota lama masih mengesankan pola warisan colonial. 

Dengan demikian, wilayah tertentu pada masa tertentu, kemudian kawasan permukiman memperlihatkan struktur dan konstruksi yang bebeda, dimana gaya hidup perkotaan merepresentasikan gaya hidup urban atau perkotaan, sedang yang lain gaya hidup rural atau pedesaan.

Akibat perkembangan kota dan pertumbuhan permukiman, pada gilirannya memunculkan pola segregatif. Pola pertumbuhan kota seperti dikemukakan diatas pada gilirannya mengakibatkan polarisasi dan segregasi kehidupan dalam berbagai bentuk dan jenisnya seperti etnis, sosial, agama, dan okupasi. 

Segregasi dalam hal ini, pada dirinya memiliki atau membawa dampak polarisasi karakteristik budaya atau sub-budaya yang bila tidak dikelola dengan baik dapat menyimpan potensi konflik antarpenduduk. Dengan begitu bentuk atau suatu ruang yang yang diciptakan sedemikian rupa, akan berdampak pada proses sosialisasi yang sangat terbatas bagi penduduk kota.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close