Pandangan Konsumerisme Masyarakat di Perkotaan

9/12/2017

Mengutip ungkapan seorang penulis yang bernama Steveso sekitar tahun 1905, dimana ia mengatakan bahwa dunia dipenuhi begitu banyak benda yang aku yakin seharusnya membuat kita sebagai raja, seorang penulis menulis dalam sudut pandang imajinasi anak, dan membandingkan dengan apa yang dimiliki.

Pada awal abad ke 20, di Amerika Serikat terdapat toko serba ada untuk pertama kalinya dibuka. Kegiatan konsumsi masyarakat perkotaan kian popular, gagasan inilah yang berusaha disampaikan pada konsumerisme dan berusaha untuk meraih tujuannya. Seperti hal nya, bangunan-bangunan yang monumental dengan bagian depan yang mirip dengan tangga opera, dimana layanannya untuk meningkatkan kenyamanan pelanggan.

Penulis asal prancis terkenal bernama Emile Zola dalam karyanya berjudul The Ladies”Delight tahun 1883, mengatakan bahwa taktik penjualan yang digunakan dalam area komersial meningkatkan dalam beberapa kasus ganguan neorotik pada bazaar besar-besaran, yang diekspresikan denga kegelisahan emosi yang kuat akibat pengeluaran yang berlebihan.
                                                       @Copyright: images.google.com 
Dalam hal ini, maka apa yang dikemukakan dalam pemikirannya Baudrillard tentang konsumsi bisa dirujuk utama pada bukunya La Sosiete de Consommation (1970), yang diterbitkan dalam bahasa Indonesia sebagai masyarakat konsumsi. Bagi Baudrillard, sebagaimana ditulis Ritzer, menyatakan bahwa konsumsi bukan sekedar napsu untuk membeli begitu banyak komoditas, pembebasaan kebutuhan, pemuasaan diri atau konsumsi objek.

Tetapi, konsumsi berada pada satu tatanan pemaknaan pada satu ”panoply”objek, satu sistim atau kode tanda, satu sistim komunikasi (seperti bahasa), satu sistim pertukaran (seperti kekerabatan primitif), satu moralitas yaitu satu sistim atau kode tanda, satu sistim komunikasi (seperti bahasa), satu moralitas, yaitu sistim pertukaran ideologis. 

Kemudian, produksi perbedaan, satu genaralisasi proses fashion secara kombinatif, menciptakan isolasi dan mengindividu, satu pengekangan orang secara bawah sadar baik dari sistim tanda dan dari sistim sosio-komuniko-politik dan satu logika sosial.

Dalam pandangan ini, bahwa sebagai satu moralitas yaitu orang-orang belajar dan berlatih tentang apa yang dikonsumsi, Individu dalam hal ini, menggunakan sistim yang bersifat eksternal, dimana dalam hal ini diketahui bahwa konsumsi sebagai fakta sosial. Baudrillard, dalam hal ini mengkritik ide umum yang menyatakan pemborosan dalam masyarakat konsumsi merupakan suatu hal yang disfungsional, sebaliknya jika berlebihan memungkinkan orang dan masyarakat merasa bahwa mereka ada, dengan demikian yang harus dipahami bahwa konsumsi tidak berguna atau berlebihan bersifat fungsional.


0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close