Keadaan Indonesia Pada Masa 1910

12/28/2017

Pada masa sejarah terus berjalan, dengan melihat kebelakang dapat dilihat berdasarkan jalannya sejarah. Ketika, Jenderal Van Der Wijck dan Van Heutsz, dimana kebijakan perdamaian mereka dibenci oleh orang yang mendamaikan, dan disebut dengan imperialism demi kepentingan lain, oleh banyaknya orang Eropa. Sebagian besar orang Belanda, dan banyak orang Eropa lain, mungkin sudah akan memprotes, kalau Batavia tidak menjalankan perdamaian, dan tidak mengakhiri kebiasaan-kebiasaan yang sebagian besar bersifat barbar.

Kalau pemerintahan Belanda Tidak mempunyai kepentingan selain kapitalisme, mereka tentunya akan membiarkan saja sebagian besar wilayah dan orang Kalimantan serta Sulawesi, karena hampir semua usaha kapitalis berkonsentrasi hanya di Jawa dan Sumatra. Keadaan Indonesia pada 1910 sangat berbeda dari keadaan pada 1890. Entitas politik dan sosial yang tak terkira jumlahnya di Kepulauan  Indonesia telah dipersatukan. Kini, saat itu hanya ada komunitas politik, dimana keberhasilan besar yang dikemudian hari  dinilai jauh lebih tinggi oleh kalangan nasionalis antikoloniali daripada “kolonialis”.

Ketika itu, perdamaian ada dimana-mana dan administrasi Batavia menjadi sangat efisien dari segi teknis, dari segi ekonomi, negeri itu berkembang luar biasa. Dengan kelesua ekonomi yang terjadi ketika itu, sepanjang tahun tersebut tak dipungkiri orang-orang seperti Snouck Hurgronje menyarankan kebijakan yang berani mengenai pendidikan. “Orang Indonesia”, katanya meminta untuk mengajar mereka.

Hal yang menarik ketika itu, dimana kebutuhan mendesak akan pendidikan yang lebih banyak dan lebih baik, digabung dengan keadaan parah keuangan Negara, maka menyebabkan artikel yang berjudul “A Debt Of Honor”, dimana ia menjelaskan bahwa Belanda telah memperoleh berjuta-juta dari Indonesia dengan cara tanam paksa tanaman-tanaman berharga, hal ini tentunya untuk menyediakan pendidikan bagi penduduk asli. Dengan demikian, sistem yang dijalankan akan membaik dan dan banyak bekerja  dengan menyediakan kebutuhan orang Indonesia, tidak hanya itu saja tetapi dengan sumber daya yang mereka miliki.


Kemudian, pada tahun 1905, jumlah uang yang dihasilkan orang Eropa ketika itu, dibayarkan oleh pembendaharaan Belanda kepada pembendaharaan koloni untuk “perbaikan kondisi ekonomi di Jawa dan Madura”. Pada 1912 keuangan Belanda dan Hindia terpisah tegas. Pemerintahan Batavia ketika itu, mampu mengatasi persoalan Batavia dan mengatasi keuangan  uamh deficit dan surplus. Yang terjadi ketika itu, disebabkan ekonomi yang mengakibatkan perubahan yang terjadi.

Referensi : 
Bernard H. M. Vlekke. 2008. Nusantara : Sejarah Indonesia. Kepustakaan Popular Gramedia. 

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close