Ketika Wayang Berbicara Soal Budaya

12/21/2017

Tak dapat dikata ketika wayang tidak seindah music yang digemari oleh setiap kalangan, terutama anak muda. Tetapi, beruntungnya wayang begitu digemari oleh para pendatang. Hal ini tentunya, dibutuhkan usaha keras dalam memperkenalkan wayang untuk dicintai oleh bangsa, terutama dalam hal eksistensinya di dunia Internasional.

Wayang dikenal sejak abad ke 10, pada masa lalu wayang dinela sebagai hiburan rakyat yang mampu merasuk ke seluruh elemen masyarakat, bangsawan, rakyat jelata, pemangku pemerintah, golongan tua, dan  golongan muda. Begitu popular ketika itu, tetapi bagaimana dengan kini? Perubahan pewayangan telah terlibas dalam budaya pop barat.

Sebagai warisan yang indah dan bernilai tinggi, wayang sudah semestinya untuk dipertahankan dan dilestarikan, serta diperkenalkan kembali. Hal yang menarik untuk diketahui dalam penyajian, seperti wayang dua dimensi, biasanya jenis ini terbuat dari kulit yang ditatah dan disungging. Kala dipentaskan dalang, wayng dimainkan kedepan layar dan diterangi lampu. Kemudian, wayang tiga dimensi dimana wayang jenis ini terbuat dari kayu seperti wayang golek sunda.
Baca Juga :
~Mengetahui Keberadaan Museum Penerangan

Sementara untuk mengenal wayang utama dapat dilihat dari koleksi utama, diberbagai perangkat gamelan yang mendukung pagelaran wayang, yakni kendang, gambang, saron, kenong, bonang, peking, gender, dan gong. Yang menarik dari koreksi wayang museum ini, wayang-wayang dari berbagai daerah di Indonesia menjadi benda bernilai historis tinggi dan dipamerkan dilantai dua museum wayang. Nah, asal wayang ada dibeberapa wilayah seperti Jawa, Bali, Lombok, dan Sumatera. Ada juga, wayang-wayang di luar negeri yaitu, dari Indoa, Pakistan, Malaysia, Polandia, Inggris, Suriname, Kolombia, Tiongkok, Prancis, Thailand, dan Amerika. Wayang jenis tersebut, berasal dari Wayang Golek,Wayang kulit, Wayang Mainan, dan Wayang Boneka.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close