Kronologis Singkat Nasib Rakyat Palestina Untuk Kemerdekaan

12/13/2017

Suatu kemerdekaan tentunya tak jauh dari perjuangan nasib pemimpin Negara dan Rakyat. Kali ini keperihatinan terjadi bagi kemerdekaan Palestina. Dalam hal ini, yang dilihat tentunya mengenai sisi kemanusiannya. Hal yang menarik untuk digublis ketika warga Palestina memilih jalan panjang demutar demi menghindari pos pemeriksaan Israel di Tel Rumeida. Dari Tel inilah, nasib warga Palestina ditentukan, antara kemerdekaan dan tahanan.

Untuk melalui jalan tersebut, tentunya ada yang menggunakan jalan setapak tanah di tepi Tel Rumeida yang biasanya dijaga oleh tentara Israel. Kehidupan mereka tentunya seperti tahanan. Inilah adalah suatu ungkapan yang tentunya ada di media-media, dimana suatu kemerdekaan tak mudah untuk dilalui, bahkan harus menjadi bagian dalam suatu proses pertahanan.

Penjagaan, sudah tentu dapat dikatakan bahwa ada beberapa jalan untuk dapat keluar-masuk Hebron lebih mudah, beberapa orang Palestina kemudian mulai memanfaatkan jalan setapak tanah di tepi Tel Rumeida yang biasanya tidak dijaga oleh tentara Israel. "Sekarang, kami hidup seperti tahanan,". Inilah ungkapan rakyat Palestina dari setahun yang lalu. 

Selanjutnya, salah satu bagian dari proses ini adalah seseorang yang bernama “Muhannad Qafesha, seorang mahasiswa di Universitas Hebron yang tinggal di Tel Rumeida mengaku sering menggunakan jalan setapak daripada harus ditahan selama berjam-jam di pos pemeriksaan. Qafesha berpendapat, keberadaan pos pemeriksaan dan sistem nomor itu dilakukan untuk intimidasi.  Dalam hal ini, kita beruntung Jika Indonesia tak mengalami hal ini lagi.

Kemudian, yang sulit dipahami ketika “tentara Israel memberi penduduk Palestina nomor dan membangun pos pemeriksaan untuk mencoba membuat hidup mereka sulit sehingga semua orang Palestina akan meninggalkan daerah itu. Dengan demikian, para pemukim Yahudi bisa mengambil alih Hebron sepenuhnya.  "Kami tidak tahu berapa lama ini akan berlangsung," kata Qafesha. "Yang saya tahu, orang-orang di sini tidak akan meninggalkan rumah mereka dan memberikannya kepada Israel. Ini adalah tugas kita di Hebron untuk tetap tinggal dan bertahan melewatinya," kata mahasiswa itu.

Konferensi tingkat tinggi pun digelar saat ini, apa yang terjadi ketika akal sehat tak lagi diperhatikan oleh pemimpin-pemimpin dunia?. Proses ini harus dilihat dari berbagai aspek, baik itu hak mereka sebagai rakyat, kemanusiaan yang berdasarkan hak meraka sebagai Rakyat dan individu. Mungkin, ini sebuahn ungkapan keprihatinan kami dan dukungan sepenuhnya sebagai Rakyat Indonesia.

Persoalan konflik yang terjadi kedua Negara tersebut, tentunya menjadi salah satu bagian dari persoalan janji dalam memenangkan suara terbanyak. Hal yang harus diketahui bahwa “Komite Warisan Budaya Organisasi Pendidikan Sains, dan Kebudayaan PBB (UNESCO). Alasan ini bagi umat Islam keberdaan Yerusalem memiliki sejarah panjang dalam proses perjuangan melawan Israel. Hal ini tentunya akan mempengaruhi politik yang terjadi saat ini. Langkah tegas ini harus di dukung, terutama masyarakat Indonesia agar turut memprosesi langkah yang dapat mempengaruhi persoalan yang ada didalamnya. “Dukungan penuh ini, agar dapat dilihat dari sisi kemanusian dan hak mereka sebagai rakyat Palestina”.  





0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close