Makanan Khas Semarang yang Terkenal Enak & Unik

1/29/2018

Semarang merupakan kota terbesar kelima di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bandung. Selain itu, kota yang sekaligus menjadi ibukota provinsi Jawa Tengah ini mempunyai jumlah penduduk mencapai angka 2 juta jiwa. Semarang mempunyai beberapa julukan, seperti Venetie van Java, Kota Atlas, The Port of Java, Semarang Pesona Asia, dan Kota Lumpia.

Kota Lumpia menjadi julukan yang menunjuk kota Semarang karena di kota dengan dominasi penduduk dari suku Jawa tersebut terdapat makanan khas berupa lumpia. Selain lumpia, masih ada banyak makanan khas Semarang yang secara langsung lahir di tanah Semarang maupun hasil akulturasi dari sejumlah budaya [lumpia merupakan akulturasi 2 budaya, yakni Jawa dan Cina].

NASI AYAM SEMARANG

Nasi ayam khas Semarang adalah makanan dengan isi berupa nasi liwet, telur rebus, dan suwiran ayam yang diberi kuah opor serta tambahan sambal goreng jipan. Sekilas memang mirip dengan nasi liwetnya Solo, namun nasi ayam ini biasa disajikan dengan tambahan sate telur puyuh, satu usus, dan teh hangat. Perbedaan lainnya adalah nasi liwet menggunakan kuah areh, sedangkan nasi ayam memakai kuah opor kuning. Untuk penyajiannya cukup sederhana, yakni hanya berada di atas piring yang telah diberi alas dari daun pisang dengan isian seperti yang telah disebutkan seperti di atas.
Asal muasal dari makanan sehat Semarang ini adalah dari tangan penjual nasi ayam keliling bernama Satinem. Dia adalah orang dibalik terciptanya nasi ini dan sering menjajakannya secara berkeliling pada tahun 1960-an. Nama awal dari makanan ini dulunya bukanlah nasi ayam Semarang, melainkan nasi ayam Kampung Koja. Penamaan ini dikarenakan Kampung Koja adalah kampung yang menjadi saksi lahirnya makanan ini. Hingga pada tahun 1992 nasi buatan Satinem semakin dikenal karena telah membuka tempat dagang secara mandiri di Jalan K.H. Ahmad Dahlan yang sampai saat ini masih berjualan. Lambat laun telah banyak kedai dan warung yang ikut-ikutan menjajakan makanan ini di Semarang.

3. GARANG ASEM

Olahan tradisonal bernama garang asem adalah makanan khas Semarang yang enak berisi ayam dengan kuah santan berbumbu belimbing wuluh dan cabai. Uniknya, ayam dan kuah santan dimasak dengan dimasukkan dulu ke dalam daun pisang lalu ditutup atasannya dengan lidi. Untuk menambah kenikmatannya, biasanya garang asem diberi tambahan nasi hangat, tempe goreng, jeroan ayam yang ditusuk seperti sate, dan perkedel. Untuk menemukan makanan dengan bumbu Indonesia banget ini cukup sulit, namun salah satunya ada di restoran dengan alamat di Jalan Gajah Mada.

4. TAHU GIMBAL

Dari namanya saja sudah terlihat bahwa tahu gimbal adalah olahan yang terdapat tahu dan gimbal dalam penyajiannya. Namun lebih dari itu, karena terdapat pula potongan lontong dan kol yang disiram bumbu kacang dan petis dalam satu porsinya. Jika belum kenal apa itu gimbal, maka gimbal adalah olahan udang yang diberi tepung, atau mirip dengan bakwan udang. Untuk menikmati satu porsi tahu gimbal, biasanya akan dinikmati dengan kerupuk udang yang tekenal renyah.
Makanan ini memang agak mirip dengan ketoprak khas Jakarta, namun bedanya adalah tahu gimbal menggunakan bumbu kacang yang disajikan dengan cara disiramkan ke makanan. Selain itu, adanya gimbal dan petis membuatnya agak berbeda. Rasanya yang gurih dan rasa bumbu kacang yang sangat terasa menjadi daya tarik bagi para konsumen.
5. Soto Bangkong
Soto bangkong adalah olahan soto yang terdapat di Rumah makan Jalan Brigjen Katamso Semarang. Nama bangkong sendiri diambil dari tempat pendirian dari soto yang telah ada sejak 1950 ini, yakni Perempatan Bangkong. Pembuatnya saat itu, H. Soleh Soekarno bahkan sebelum itu harus menjualnya dengan cara berkeliling, dan lambat laun Beliau telah membuat kedai di samping pos polisi, yaitu Jl. Brigjen Katamso. Sampai saat ini kedai tersebut terus berkembang dan menjadi besar, bahkan telah membuka cabang hampir di seluruh daerah di Pulau Jawa yang dikelola oleh anak-anaknya.
Perbedaan makanan asli Semarang ini adalah kuahnya yang bening walaupun warnanya agak cokelat. Soto yang disajikan dengan mangkuk kecil namun agak tinggi ini, diberi isian berupa suwiran ayam, irisan tomat, tauge, bihun, serta taburan bawang merah dan putih di atasnya. Kuah dari soto ini bisa digabung dengan nasi maupun dipisahkan dari nasi, terserah sesuai selera. Untuk menambah rasa, bisa juga memesan tambahan seperti sate ayam, perkedel, sate telur puyuh, sate kerang, tahu, dan tempe.
6. Nasi Goreng Babat
Nasi Goreng Babat Gongso merupakan nasi goreng yang disekitarnya ditambah dengan babat alias kulit sapi bagian lambung. Babat tersebut dipotong 3×4 cm, kebanyakan penjual ada yang mengeroknya ada juga yang tidak mengerok babatnya. Bumbu dari nasi ini adalah bawang merah dan putih, cabai merah, dan uniknya, ada terasi, serta kecap yang kental sehingga memiliki warna kecokelatan di sekelilingnya. Bagi yang kurang puas, bisa dengan memesan telur yang nantinya akan diorak-arik untuk ditambahkan ke porsinya. Tambahan kerupuk dan acar mentimun bisa juga dipilih untuk menjadi teman makan nasi goreng.



0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close