Menuju Negara Pedalaman Kepulauan Indonesia

1/30/2018

Ketika itu, penguasa-penguasa di pedalaman dan para bangsawan terus hidup mengikuti tradisi kuno dan tidak ada tempat berarti bagi para saudagar di dunia kesatriaan itu. Kepada duta-duta Belanda pertama yang tiba di istananya, seorang keturunan penguasan Mataram menyatakan : “Kalian boleh berdagang dengan bebas di negeriku tanpa membayar pajak, karena aku bukan pedagang seperti raja-raja Banten dan Surabaya, yang bersaing.


Pada tahun-tahun yang sama, dimana Jawa menjadi Negara pedalaman, hal yang menarik diketahui ketika itu kepulauan Indonesia yang sebelumnya tidak begitu penting : di pantai baray daya Sulawesi. Disini kota Makasar dan daerah di dekatnya, Gowa telah aktif dalam pelayaran dan peedagangan paling tidak dari awal abad ke-16. Tawarikh kerajaan Gowa mencatat kedatangan pedagang di Makasar, pada tahun 1540. Melalui, perdagangan, agama pun masuk ke kepulauan Makasar dan Gowa.

Sementara, pedagang-pedagang portugis menemukan jalan ke tempat perdagangan yang baru tumbuh ini. Tak lama kemudian, diikuti Belanda pada sekitar 1600. Raja Gowa pastilah sadar bahwa, ketika September 1605 secara resmi menyatakan penerimaannya terhadap ajaran-ajaran Nabi. Secara persis tanggal tersebut dicatat dalam catatan kerajaan yang menunjukan bahwa itu bukan keputusan religious tapi juga politis. Rakyat pun mengikuti dan begitu Makasar menjadi Benteng di Indonesia.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close