Perjumpaan orang Belanda dan Portugis di Hindia, sebagaimana dikisahkan oleh salah satu pelaut Belanda. Mereka menunjukan persahabatan satu sama lain. Bangsawan-bangsawan Jawa dari Banren berkunjung ke kapal-kapal pada hari berikutnya. Mereka berkunjung dan mengundang pedagang Belanda itu berniaga dengan bebas di pelabuhan mereka.
Pelayaran yang hampir menyita waktu 249 awak ini sebagian besar disebabkan tidak adanya pemimpin dan pengetahuan navigasi yang memadai. Ketika, pedagangan Cornelis de Houtman ini menghabiskan waktu banyak tahun di Lisbon, dan ia tidak mengerti apa kaitan dengan Hindia dan tahu segala sesuatu tentang navigasi di perairan Timur. Pada dua perjalanan ke Hindia, berhasil memperoleh dukungan dari sekelompok pedagang di Amsterdam.
Kisah perusahaan dagangan Hindia Belanda Timur ini, sering ditulis, dan hampir semua buku teks mengulang versi yang sama, dengan menghubungkan ekspedisi pertama ini dengan suatu dekrit yang dikeluarkan Raja Felipe II dari spanyol dan Portugis yang menutup pelabuhan Lisbon dari semua pedagang Inggris dan Belanda. Rempah-rempah yang lain dari Lisbon, jauh pada tahun 1594 ketika Raja Felipe, dimana Belanda sudah berlayar ke Samudra Atlantik yang begitu jauh.
Selama bertahun-tahun lamanya, orang Belandasudah menjelajahi jalur timur laut yang bisa membawa mereka ke Cina sepanjang rute utara Siberia. Pada tahun 1584, satu kapal Belanda mengunjungi Zembla dan 10 tahun empat kapal masuk ke laut Artik, dan dari situ mereka berharap bisa mendapatkan jalan ke Asia Timur.
Menarik, ada seorang ahli besar mereka akan urusan Asia adalah Jan Huyghen van Linschoten, dengan seksama mencatat segalanya, dan menerbitkan karyanya, Itinerario , suatu jabaran geografis mengenai dunia dengan segala informasi yang diperlukan untuk penjelajah ke India dan Amerika. Bagi Indonesia ketika itu, melalui jalur diplomasi yang dilakukan, selebihnya mereka hanyalah pelawat yang datang dan pergi dan segera dilupakan.
0 comments