Pada mulanya, istilah ‘sosiologi
digital’ tidak terlalu masyhur sebagai sebuah cabang atau kepingan ilmu
sosiologi yang khusus. Istilah ini hanya dipergunakan sebagai nama mata kuliah
yang diajarkan di sebuah universitas di Inggris. Saat itu, kosakata berlabel
digital ini juga masih kalah saing dengan sejumlah kosakata sosiologi (baru)
lainnya, seperti sosiologi teknologi, sosiologi cyber, dan lain
sebagainya. Kondisi itu sedikit demi sedikit berubah ketika sarjana-sarjana
sosiologi mulai membahas dan mempopulerkan istilah ini dalam karya-karya
akademis mereka.
Tulisan ilmiah pertama yang
diketahui memuat kata ‘sosiologi digital’ adalah sebuah tulisan seorang
sosiolog Amerika yang bernama Jonathan R. Wynn pada tahun 2009. Dalam
tulisannya, ia melihat bahwa antara teknologi dan sosiologi itu terdapat sebuah
keterkaitan yang sangat jelas. Selain itu, tulisan yang dimuat dalam sebuah
jurnal ilmiah tersebut juga berbicara mengenai sejumlah trik dan cara dalam
teknologi digital yang bisa dimanfaatkan untuk pelbagai tujuan penelitian dan
pengajaran.
Sosiologi digital merupakan salah
satu bagian dari kajian akademis sosiologi. Cabang sosiologi ini adalah ilmu
yang memiliki perhatian terhadap pemahaman penggunaan media digital dalam
segala aktivitas riset yang ditujukan untuk mempelajari kehidupan manusia
dengan lebih efektif dan efisien. Pada hakikatnya, terminologi sosiologi
digital tidak sesederhana itu karena di dalam praktiknya memiliki ruang lingkup
dan cakupan yang jauh lebih luas.
Baca Juga :
~Persepsi Sosiologi Tentang Integrasi Sosial
~Paradigma Baru Dalam Ilmu Sosiologi Terhadap Ilmu Digital
Baca Juga :
~Persepsi Sosiologi Tentang Integrasi Sosial
~Paradigma Baru Dalam Ilmu Sosiologi Terhadap Ilmu Digital
Seharusnya, yang menjadi pembahasan
di dalam kajian ini tidak hanya sekedar teknologi, media digital, dan cara
pengunaannya saja, namun juga pelbagai macam pengaruh dari penggunaan alat yang
bersifat digital tersebut terhadap aspek-aspek sosiologis manusia, seperti pola
jalinan interaksi, rajutan relasi antar individu, pola hubungan perilaku
sosial, sikap dan tindakan individu, pemahaman identitas serta konsep diri
manusia, dan lain sebagainya.
Dengan mengenal konsep sosiologi
digital, namun konsepsinya cukup menggambarkan fokus cabang sosiologi yang content-nya
sangat luas tersebut, maka S. Kuhn pada
tahun 1960. Saking lekatnya konsep paradigma dengan Kuhn, keduanya seakan dua
sisi mata uang yang senantiasa tersatukan dan tidak bisa dilepaskan satu sama
lain. Membahas mengenai paradigma sebagai sebuah bagian ilmu pengetahuan,
memang langkah pertamanya senantiasa ditempuh melalui pemahaman konsep
paradigma yang diuraikan oleh Kuhn terlebih dahulu. Hal itu seakan menjadi
sebuah kewajiban karena pemikiran revolusioner dan maju Kuhn mengenai konsep
tersebut adalah dasar terpenting bagi kajian terhadap konsep paradigma ilmu
pengetahuan.
0 comments