Pertanian Desa Dalam Sistem Padat Karya Komunitas Desa

2/16/2018

Perbedaan suatu komunitas Desa tidak terjadi karena perbedaan jenis tanaman yang ditanam, melainkan juga terjadi karena perbedaan sistemnya. Sistem pertanian menurut Smith mencakup seperangkat gagasan, elemen kebudayaan, keterampilan teknik, praktik, prasangka dan kebiasaan yang berintegarasi secara fungsional dalam suatu masyarakat, berkaitan dengan hubungan para petani.
Penggunaan teknologi yang masih bersahaja (misalnya penggunaan tugal, bersifat ekstratif, dan lainnya. Akan menciptakan bentuk komunitas Desa yang berbeda dengan penggunaan teknologi tingkat tinggi (traktor, pupuk buatan dan generatif dan lainnya. Budi daya pertanian yang pengorganisasiannya bersifat kolektif akan menciptakan corak komunitas Desa yang berbeda dengan jenis budi daya yang bersifat perorangan atau kolektif.

Budi daya pertanian yang pengorganisasiannya bersifat kolektif dan menciptakan komunitas Desa yang berbeda dengan jenis budi daya yang bersifat perorangan atau kolektif. Sistem dua kelas (adanya tuan tanah yang berhadapan dengan petani penggarap), akan menciptakan komunitas Desa yang berbeda dengan Sistem satu kelas (pemilikan tanah petani rata-rata sama luasnya). Sistem pertanian ladang berpindah misalnya (shifting cultivation) atau petani huma yang menciptakan komunitas yang berbeda dengan sistem pertanian menetap.

Menurut Eric R. Wolf (1983) ada yang berpendapat bahwa petani huma ini tidak mungkin sulit diintegarasikan secara sosial dan politik. Maka, ada yang cendrung menyimpulkan bahwa peladang berpindah ini tidak termasuk komunitas petani atau Desa. Di Negara kita (Indonesia) para peladang dan sawah dapat digolongkan ke dalam perambah hutan yang diprogramkan guna diubah cara bertaninya, yakni dengan cara menetap. Komunitas petani, menerapkan suatu sistem yang konsisten dalam cocok tanam mereka, dalam hal ini akan terlihat satuan sosial yang kohesif dan jelas.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close