Teori-Teori Dengan Pendekatan Keagamaan

2/26/2018

Teori Robertson Smith mengenai upacara bersaji, menggambarkan teori mengenai asas-asas religi dengan melakukan pendekatan yang berbeda dari pendekatan-pendekatan lain karena teori ini tidak berangkat dari analisis pada sistem keyakinan atau doktrin dari religi, tetapi berangkat dari upacara ritualnya. Menurut Smith (Koentjaraningrat, 1985), ada tiga gagasan penting yang dapat menambah wawasan mengenai azas-azas dari religi agama.

Selain adanya sistem keyakinan dan doktrin, maka ada sistem ritual yang merupakan perwujudan dari religi dan agama. Ritual ini memerlukan studi dan analisa khusus. Yang menarik, dari hal ini bahwa dalam banyak agama meskipun latar belakang, keyakinan serta doktrinya berubah-ubah, kemudan religi atau agama yang biasanya dilakukan oleh pemeluk agama memiliki fungsi sosial yaitu untuk mengintensifkan solidaritas sosial.
Baca Juga :
~Indonesia : Ketika Agama Kehilangan Akal Sehat 
Para pemeluk agama ini memang menjalankan kewajiban mereka untuk melakukan upacara itu dengan sungguh-sungguh, tetapi tidak sedikit yang melakukannya. Sehingga, motivasi yang dilakukan hanya kewajiban sosial saja. Oleh karenanya, pada beberapa suku bangsa di Arab, upacara digambarkan sebagai sukacita. 

Teori Frazer dalam (Koentjaraningrat,1981), yaitu teori batas akal menyatakan bahwa manusia memecahkan berbagai persoalan hidupnya dengan menggunakan akan dan sistem pengetahuannya hanya saja akal dan sistem pengetahuan itu ada batasnya. Makin banyak kebudayaan manusia, maka makin luas batas akal itu. Tetapi, di dalam banyaknya kebudayaan, batas akal manusia itu masih sangat sempit.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close