Persoalan Krisis Moneter di Asia

3/19/2018

Dengan adanya ahli ekonomi ketika itu, maka pengamat begitu detail dalam mengamati ekonomi di Indonesia. Persoalan yang mendasar dari sistem ekonomi ketika itu dapat diketahui ketika tahun 1995 dimana nilai mata uang dollar Amerika Serikat mulai naik dibandingkan dengan mata uang Negara-Negara maju lainnya, termasuk Jepang.

Bahkan setelah dua tahun kemudian, kata uang Jepang mencapai sepertiga dari nilai uang mata uang dollar Amerika Serikat. Ini dapat dikatakan sebagai gejala awal dari instabilitas financial yang menyebar dikawasan Asia sejak pertengahan tahun 1997. Dengan bermulanya dari kawasan Asia Tenggara, krisis moneter mulai menyebar dikawasan lain di Asia.

Berdasarkan apa yang diketahui ada beberapa faktor yang terjadi ketika itu, dimana krisis ekonomi Asia masih sering diperdebatkan. Secara umum mengenai penyebab krisis moneter di Asia dapat dikelompokkan ke dalam dua pandangan, yaitu internal dan eksternal. Jauh sebelumnya krisis terjadi, banyak pemimpin-pemimpin di kawasan Asia yang dikritik oleh masyarakat barat atau perilaku politiknya yang otoriter.

Dari beberapa ekonomi yang dianggap sebagai dampak dari perilaku politik otoriter adalah tingginya utang swasta, lemahnya regulasi, korupsi yang paling nyata untuk menggambarkan kapitalisme yang berbasis kolusi, korupsi dan nepotisme. Hal ini pulalah yang menjadi landasan perspektif IMF dalam melakukan restrukturisasi dan pemulihan krisis ekonomi di Indonesia.

Kemudian, pendapat yang kedua cenderung untuk melihat faktor eksternal sebagai faktor utama yang memyebabkan timbulnya krisis moneter di Asia, dimana kepanikan ketika itu dan para investor yang dianggap melatarbelakangi gejolak peningkatan transaksi di pasar uang Asia. 

Keberagaman kondisi ekonomi dan politik tiap Negara dalam menghadapi krisis moneter tentunya tetap menyebar merata, dengan hubungan praktik politik dan kebijakan ekonomi domestic dengan krisis Asia yang tidak begitu tampak.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close