Prespektif Teoritis Dalam Relasi Masyarakat Dan Individu

Secara teoritis pertentangan antara pandangan yang membedakan peran atau struktur masyarakat merupakan salah satu individu dengan pandangan yang membedakan peran individu di masyarakat, dan dapat dikelompokkan ke dalam beberapa paradigma. Burrel (1985) membagi paradigma tersebut dalam 4 kategori berdasarkan karakteristik ilmu sosial dan sifat masyarakatnya.

Dalam hal ini, masing-masing karakter dijadikan garis kontinum dan dipersilangkan sehingga membentuk 4 kuadran paradigma. Dan setiap paradigma akan memberikan analisis yang berbeda terhadap dinamika distribusi dalam masyarakat. Jika manusia ditengah masyarakat bukanlah manusia yang bebas bergerai sendiri, namun bergerak bedasarkan aturan dalam masyarakat.

Oleh karena itu, ilmu pengetahuan sosial harus dapat melihat ketentuan, aturan dan lembaga sosial yang membentuk pada manusia. Berdasarkan pandangan tersebut, maka misalnya ontology adalah ilmu pengetahuan sosial yang bersifat realism, dimana realitas ilmu sosial adalah sesuatu fakta di luar manusia. Dan dalam hal ini, dapat membentuk struktur dan aturan.

Baca Juga :
~Pengaruh Sistem Perpolitikan Indonesia
~Peningkatan Struktur Petani Dan Distribusi Pedesaan

Jika secara epistemologis, tugas ilmu pengetahuan sosial adalah mendiskripsikan secara rinci penilaian dan pemahaman yang malatar belakangi tiap tindakan individu maupun individu bersama kelompoknya, dan dalam hal ini akan bersifat analitis.

Kemudian, pandangan perubahan radikalis melihat sifat dasar masyarakat adalah selalu mengalami perubahan secara radikal. Keteraturan yang muncul misalnya dalam masyarakat, adalah karena adanya kekuatan dominan dan kepentingan lain di dalam masyarakat. Kontradiksi dan persaingan antara kekuatan dominan untuk saling mengungguli dan menguasai adalah dinamika masyarakat yang selalu tetap terjadi. 

Sebaliknya, jika pandangan keterakturan melihat sifat dasar masyarakat adalah stabil dan tertib. Keadaan ini juga dihasilkan oleh konsesus dan solidaritas. Sedangkan kepentingan integrasi sosial di dalam masyarakat mendorong setiap konflik dan persaingan untuk segera diselesaikan dan kembali pada posisi teratur, dengan kata lain masyarakat yang selalu teratur dan tertata.