Ibukota Baru : Pemajuan Pembangunan Saat Ini

2/19/2020

Berdasarkan kutipan melalui Jawa.Pos  mengenai “Ibu kota baru yang rencananya akan dibangun di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Konsep yang diusung adalah Green City yang mengutamakan pemanfaatan lahan untuk ruang terbuka hijau (RTH).
Namun, untuk bisa memanfaatkan lahan dengan maksimal, Dosen Universitas Mulawarman Paulus Matius memberikan usulan untuk membangun ibu kota di lokasi bekas lahan tambang.
“Hutan-hutan yang masih baik sebaiknya dialokasikan untuk hutan dan tidak dibuka. Jadi yang dijadikan perkotaan atau bangunan itu daerah yang sudah gundul seperti bekas tambang, agar keberlangsungan ekosistem alam terjaga,” terang dia di Gedung Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Selasa (11/2).

Kawasan lahan untuk ibu kota baru saat ini diperluas menjadi 256 ribu hektar (Ha). Karena sebelumnya lahannya hanya sebesar 120 ribu Ha. Dengan begitu, pastinya akan ada lahan-lahan tambahan yang memiliki lahan bekas tambang dan bisa dimanfaatkan untuk mendirikan ibu kota baru menggantikan DKI Jakarta.
Selain itu, di wilayah Kalimantan Timur sendiri juga memiliki 15 ribu hingga 20 ribu jenis tumbuhan dan 4 ribu jenis pohon dengan 1.333 merupakan jenis endemik (langka).
“1.333 hanya ada di Kalimantan, tidak ada di wilayah lain di dunia. Kemudian, satwa liar ada ratusan jenis satwa liar. Dan menurut penelitian teman-teman saya, 80 persen satwa liar di Kalimantan Timur berada di wilayah IKN,” ucapnya.
Pemerintah pun diharapkan untuk melakukan menginventarisasi (pencatatan) lokasi hutan yang terdampak akibat pembangunan ibu kota baru tersebut dan keterlibatan masyarakat lokal pun juga diperlukan dalam perancangan ibu kota.
“Sebelum dilakukan pembangunan inventarisir dulu hutan-hutan yang ada. Baik yang hutan, baik maupun hutan sekunder juga kawasan-kawasan yang sudah gundul. Juga inventarisir jenis keanekaragaman hayati yang ada disitu,” tutup Paulus.


0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close