Berbagai perubahan sosial yang ditawarkan saat ini, tentunya dimulai dari revolusi sosial masyarakat diberbagai aspek, dimulai dari pendidikan dan kesehatan, serta pembangunan manusia menjadi model dari sistem pembangunan sosial masyarakat yang berbeda, dengan hal ini maka berbagai hal terkait dengan gerakan civil society yang dimaksud adalah sebagai arena untuk melakukan konter diskursus terhadap diskursus dominan mengenai pembangunan dan globalisasi.
Dengan
menggantikannya dengan berbagai prespektif kaum marjinal, kaum perempuan miskin
dan masyarakat adat, tentunya memuat dengan berbagai halo terkait dengan
hubungan ambruknya pahami developmentalisme
serta gagalnya pembangunan yang menyatakan bahwa pembangunan ternyata
belum diwujudkan dengan adanya perubahan sosial yang adil untuk diwujudkan.
Kegagalan
mengenai teori pembanguna telah menemukan sasaran lain dan mudah untuk
disalahkan pemerintah, Pada dunia ketiga yang korup, kolutif dan nepotisme,
merupakan salah satu agenda reformasi yang perlu dilanjutkan diberbagai bidang,
termasuk persoalan ekonomi, sosial, politik serta pertanahan.
Apa
yang menjadi persoalan dari akar yang mendasari persoalan lama mengenai
perubahan sosial, maka akan diketahui bahwa berbagai hal hubungan perubahan
sosial seharusnya diketahui dari kegagalan dari teori pembangunan yang
seharusnya adalah juga kegagalan dari fondasi teori pembangunan seperti paham
kapitalisme yang ternyata berhasil lolos dari tanggung jawab teoritik dan
ideologis terhadap krisis.
Bahkan
dengan adanya hasil yang menjadi dasar dari konsolidasi diri mereka mereka
dengan fanatic terhadap paham neo-liberal. Melalui pembentukan dari yang
menjadi lembaga terhadap pembentukan lembaga polisi dan dunia WTO, serta
kekuasaan finansial IMF dan Bank Dunia, yang tentunya mewadai berbagai
kepentingan berbagai perusahaan Nasional semakin mengkokoh diri, atas nama
globalisasi dalam struktur ekonomi, dan tata politik yang mendukung dari sistem
ekonomi setiap Negara.
Sedangkan
pada formasi sosial, yang dalam hal ini memperjuangkan social justice diakar
rumput bagi dunia baru di masa datang ?, maka, belajar dari perjalanan formasi
sosial yang pernah diterapkan sejak formasi sosial pada masa kolonialisme menuju formasi sosial developmentalisme dan
kini menuju formasi sosial globalisasi kapitalisme, maka lebih mengarah pada
perubahan sosial yang memahami kemanusiaan secara utuh, memiliki sentivitas
kultural terhadap kelompok minoritas, serta kaum marjinal.
Dengan
melihat berbagai persoalan Nasional, khususnya di DKI Jakarta tentunya
persoalan yang perlu menjadi koreksi terhadap pembangunan Nasional, yang lebih
mengarah pada setiap fasilitas public, dengan hubungan masyarakat yang tetap
menjadi persoalan dari setiap dinamika yang berlangsung, antar kelompok,
individu, serta organisasi formal dan non formal.
Maka, dalam hal ini akan diketahui dengan konsep pembangunan sosial yang hendaknya menjadi bagian dari perubahan sosial di masyarakat yang memiliki peran yang baik terhadap perubahan.
Pada masa kepemimpinan sebelumnya, terutama pada pada
Mantan Presiden SBY, hendaknya diketahui bahwa berbagai perubahan yang dikonsep
dan diciptakan merupakan perubahan yang sudah baik, terhadap upaya pembangunan
sosial yang ditawarkan atau istilah kata Revolusi dengan peran saat ini.
Apa
yang menjadi persoalan saat ini, tentunya mengarah berbagai istilah terjeratnya
korupsi diberbagai kasus yang mengarah pada sistem elite kementerian, serta
Senayan. Akibat dari hal ini, muncul dengan stigma yang berbeda, dengan
berbagai inovasi yang dibuat melalui peran otomotif, juga menjadi persoalan
bagi berbagai lembaga Negara.
0 comments