Reformasi Masyarakat Pedesaan : Pajak Dan Kepadatan Penduduk

10/15/2020

Indonesia - Dengan adanya, awal dari bermula pendudukan colonial yang berada masa ekonomi, terutama pajak yang lebih banyak pada penduduk Eropa ketika itu, dengan adanya ekspansi dimana-mana, dengan sebuah cerita yang mengarah pada keenggangan masyarakat Jawa untuk pindah dari Tanahnya.

Ketika, itu mereka lupa dengan aspek pendidikan, serta kualitas dengan adanya politisi rakyat. Dengan adanya peran dari seluruh berbagai kepadatan, serta hasil yang diterima melalui pajak, Mereka membangun kaum mereka berdasarkan sistem politik yang diketahui dengan adanya peran dari bangsa Asing.

Hingga saat ini, bangsa ini masih terima pajak dari kaum mereka yang belum bisa menerima adanya kapitalis perkebunan yang dikuasai bangsa Asing. Sedangkan yang diterima melalui berbagai aspek melalui dinamika sosial budaya masyarakat setempat.

Jika dipahami bahwa kepadatan penduduk di pulau Jawa di masa lalu, kini kembali membuat segala penyakit beranjak pada sistem masyarakat kerja saat ini, sehingga diakibatkan Covid19 berada pada penyakit yang katanya bisa melangsungkan persoalan kesehatan masyarakat.

Persoalan yang bisa ditangani dengan cepat hanya di Cina (RRT) dengan sumber daya manusia yang berkualitas. Hasil pertanian, serta pemasukan pajak, serta perdagangan khususnya konsumsi masyarakat berhasil menjadi paling no down hingga saat ini.

Dengan adanya masalah dari sistem di masyarakat yang berakibat pada suatu persoalan, dari petani yang memiliki lahan sehingga tidak berada pada posisi masyarakatnya yang tidak bekerja untuk menghasilkan produksi.

Maka, dari itu persaingan antara berbagai hal terkait dengan hubungan pendidikan yang masih rendah, menjadi kehidupan di Jawa semakin sulit, begitu juga dengan perkiraan yang berada pada masyarakat saat ini.

Ketika, dengan istilah persaingan gula yang pernah terjadi tentunya memiliki persaingan yang berbeda terhadap hasil produksi, serta jenis gula yang menjadi persaingan terhadap komoditi. Berbeda, dengan kualitas yang memang berada pada sistem sosial yang diciptakan ketegangan pada penduduk jawa dipulau kecil, terutama di wilayah mereka migrasi dan transmigrasi.

Tetapi, tanpa halnya dengan adanya asimilasi budaya, melalui pertukaran budaya, dan sejenisnya seperti perkawinan campur yang menjadi persoalan dari sistem pendidikan saat ini mereka bentuk, merupakan hasil dari kaum mereka yang datang di Kalimantan dan Di Jawa, atau yang mendapatkan posisi di tatanan Negara. Serta dengan membuat keributan, dengan bangsa suku lainya, yang dianggap masih kerabat sultan.

Jika, dahulu mereka menjadi bagian dari sistem perdagangan Eropa dan Belanda, sebagai hasil dari kerja sama terhadap komoditi yang diterima mereka. Dengan istilah saat ini, pada aspek sistem sosial yang demokratis, terutama pada masa modern dengan sistem birokrasi saat ini.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close