Perubahan Sosial Budaya Orang Jepang

1/31/2021

Pada Pertengahan abad ke-19, yang dapat di Khawatirkan adalah ketika  akan invasi oleh Rusia, pemerintah Jepang memutuskan untuk mengklaim kembali bagian utara negara tersebut, Hal ini tentunya dengan merekrut mantan anggota Samurai untuk menetap di Hokkaido. Tak lama yang lainpun mengikuti, dengan lahan pertanian, pelabuhan, jalanan dan jalur kereta bermunculan di sepanjang pulau.

Orang Jepang sangat Ahli dengan olah tanah (agrikulturis) seperti Capron dan dipekerjakan untuk memberi saran bagaimana cara terbaik mengolah lahan pertanian, dan dalam 70 tahun populasi berkembang dari beberapa ribu hingga lebih dari dua juta.

 

Sementara, di awal millennium, jumlahnya mencapai hampir enam juta jiwa. Hanya sedikit orang yang tinggal di Hokkaido saat ini yang pernah menaklukkan alam liar. Namun para ahli psikolog menemukan bahwa jiwa petualang masih mempengaruhi cara mereka berpikir, merasa dan berakal, dibandingkan dengan orang-orang yang tinggal di Honshu.

 

Orang Jepang disana, diketahui lebih individualis, bangga akan kesuksesan, lebih ambisius akan pengembangan pribadi, dan kurang terhubung dengan orang-orang di sekeliling mereka. Bahkan, saat membandingkan negara-negara, 'profil kognitif' ini lebih dekat ke orang Amerika dibandingkan penduduk Jepang lainnya.

 

Secara umum - ada banyak pengecualian - orang-orang di Barat cenderung lebih individualis dan orang-orang dari negara Asia seperti India, Jepang atau Cina cenderung lebih kolektif. Dalam banyak kasus, konsekuensinya sejauh yang dapat Anda perkirakan.

 

Ketika di tanyakan akan diketahui mengenai perilaku dan sikap mereka, orang-orang di lingkungan Barat, yang lebih individualis, cenderung menghargai sukses pribadi dibandingkan pencapaian kelompok, yang akhirnya juga diasosiasikan dengan kebutuhan harga diri yang lebih besar dan usaha mencapai kebahagiaan pribadi.

 

Namun, untuk bisa diketahui bahwa kebutuhan validasi diri ini juga menciptakan kepercayaan diri berlebih, dengan banyak eksperimen menunjukkan bahwa para partisipan yang 'Weird' cenderung menilai lebih kemampuan mereka.

 

Orang yang berada di para partisipan dari Asia Timur cenderung menghabiskan lebih banyak waktu mencari latar belakang sebuah gambar - mencari tahu konteks - sedangkan orang-orang di Amerika cenderung menghabiskan lebih banyak waktu konsentrasi pada fokus utama gambar tersebut. Menariknya, perbedaan ini juga dapat dilihat di gambar anak-anak dari Jepang dan Kanada,

Untuk orang Tionghoa dan Orang Jepang yang berkunjung dan tinggal disana, tentunya dapat memahami berbagai potensi masyarakat Jepang, dengan kebudayaan yang mereka miliki dengan standar kualitas yang baik, serta berbagai budaya yang mengajarkan akan berbagai hal terkait dengan kebutuhan di masyarakat untuk mencapat berbagai pemahaman budaya yang diketahui baik.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close