Pandangan, Ideologi, Kemanusiaan, Serta Persoalan Sosial Budaya

2/22/2021

Kajian tentang kemanusiaan dalam berbagai kebudayaan nusantara akan membuat pemahaman terhadap prinsip kemanusiaan dalam sila kedua akan komprehensif dan mendalam. Tulisan ini hendak mengungkapkan pemikiran tentang kemanusiaan dalam budaya Batak Toba. Orang Toba memiliki prinsip kemanusiaan yang bersumber dari pemahaman tentang manusia yang bermartabat rajawi.

Pembangunan perada-ban masyarakat yang lebih bermartabat (Latif, 2011, hal. 257). Kearifan-kearifan ini juga dapat menjadi tawaran bagi daerah-daerah lain bahkan masyarakat global dalamk tentang nilai-nilai kemanusiaan untuk mengatasi berbagai konflik sosial serta mengembangkan kebijakan pembangunan yang bermartabat (Latif, 2011, hal. 258), telah ditetapkan sebagai sila kedua Pancasila. Kemanusiaan pada awalnya menggunakan istilah internasionalisme.

Dengan berbagai persoalan ekonom politik yang terjadi, maka nilai itu tidak lagi digunakan dengan baik, sebut saja berbagai budaya batak yang diagungkan, dengan berbagai fakta mengenai nilai agama yang menjadi pelanggaran selama di Kalimantan Barat, Batak Silaban, ( Protestan).

Berbagai paham agama yang dibuat berdasarkan system ekonomi yang diakses pada system pendidikan dan kesehatan saat ini menjadi pandangan umum terhadap moral dan nilai-nilai mereka. Berbagai model pembangunan, yang layaknya diketahui dengan prilaku masyarakat Batak, dan berbudaya Jawa (orang) yang kerabkali salah artikan dengan aspek budaya Jawa yang dipahami mengenai keluhan dalam suatu penghasilan yang didapat.

Jika diketahui bahwa apa yang menjadi temuan terhadap pemahaman sosial ekonomi, pada berbagai budaya dan agama maka mengenai ekonomi terutama persoalan dapur di masyarakat, seringkali berbagai hasil asimilasi dengan uang untuk belanja misalnya hendak dipahami dengan berbagai kebutuhan yang dihasilkan masyarakat dengan demikian berbagai aspek kebutuhan dasar seringkali terjadi pada masyarakat kalangan biasa.

Tidak dapat di konfontasi mengenai hal ini, ketika politik identitas berubah menjadi pandangan terhadap politik seksualitas yang diterapkan di Kalimantan Barat, seringkali hal ini menjadi perbedaan terhadap berbagai model pembangunan yang diharapkan saat ini. Dengan berbagai tenaga kesehatan yang melibatkan berbagai aspek keagamaan yang menjadi penting untuk dicatat mengenai prilaku dan karakteristik mereka saat ini.

Sebelum hal ini terjadi, ternyatam politik seksualitas tidak hanya digunakan dalam aspek asimilasi budaya, tetapi juga dalam pendidikan hal ini dapat diketahui pada pergantian kebijakan, dan pemerintahan daerah, Jabatan publik, Presiden,  Gubernur, Bupati dan Walikota dalam hal ini memiliki peran dalam hal ini. 

Sementara, yang menggunakan politik seksualitas dengan memanfaatkan kondisi lingkungan, kondisi politik untuk bisa hidup dengan berbagai program yang direncanakan pada Negara Indonesia.

Kecurangan pun muncul diberbagai lingkungan saat ini, kini dengan berbagai aspek pangan yang ditemui dengan konsumsi di masyarakat, hendaknya dipahami bahwa keberadaan mereka untuk mengakses berbagai paham ajaran agama, dengan mendapatkan imbalan maka bisa berubah kepercayaan terhadap agama asalnya (Batak Silaban, Marpaung, Siregar & Jawa, Tionghoa (Orang).

Dengan pengertian pengenai ajaran ideology dalam suatu Negara, dan Agama, maka dapat dicermati apakah mereka dalam memahami potensi social budaya di masyarakat, dengan pandangan negative terhadap mereka dengan apa yang dibuat berdasarkan pandangan agama, yang seringkali menjadi dasar dari persoalan mereka. Mensyukuri apa yang dihasilkan, dalam suatu ajaran yang di ketahui berasal dari pengajaran suatu agama.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close