Ketika Orang Tionghoa Indonesia, Terhadap Negara

3/03/2021

Apa yang bisa disampaikan ketika orang Tionghoa (Bong), (Kuh), Lim, dkk, dan tidak semua Tionghoa tapi dapat dijelas pada sistem biologis. Tentunya menarik di kaji secara ilmiah, dan bagaimana perlakuaan mereka terhadap anak-anaknya. Hal ini jelas jika ekonomi dibatasi oleh orang Tionghoa itu, menjadi aspek untuk tidak mendapatkan pendidikan dan kesehatan yang baik sesuai dengan harapan Negara dan masyarakat.

Dengan demikian, pada tiap paginya mengenai keributan terhadap kepentingan politik seksualitas yang diciptakan mereka, merupakan hasil dari pendidikan seksualitas mereka sebelumnya dalam suatu perkampungan Desa.

Jelas sekali, bagaimana mereka berprilaku dan berpribadian terhadap kehidupan mereka sebelumnya. Ketika memahami berbagai peran konsumsi mereka sediakan serta berbagai aspek dinamika hidup yang mereka terapkan, telah jelas dengan berbagai kepentingan ekonomi diterima masih belum tampak pada dinamika sosial dan budaya yang berlangsung.

Temuan mengenai seksualitas akan berada pada kondisi manusia itu sendiri, dengan berbagai aspek kehidupan dan agama yang mereka jalankan. Telah diketahui bahwa berbagai aspek budaya dan agama tentunya memberikan mereka pedoman terhadap apa itu ajaran agama.

Mengapa tiap pagi marah-marah, itu biasa dengan kondisi politik seksualitas yang diciptakan oleh orang Tionghoa marga itu, untuk menjaga kondisi seksualitas mereka pada aspek pendidikan dan  kesehatan. Dengan demikian, telah jelas bahwa masing-masing agama yang berada pada aspek MRPR Pancasila itu untuk menutupi topeng-topeng mereka pada Negara.

Pertumbuhan dan pembangunan yang diterapkan seringkali melibatkan orang Batak, Tionghoa dan Orang Jawa,  Orang Dayak tanpa terkecuali di Kapuas Hulu. Untuk mendapatkan pendidikan yang baik, dalam peran suatu Negara merupakan suatu perubahan sosial yang layak di terapkan di masyarakat, melalui aspek lingkungan keluarga dan tempat Ibadah.

Telah jelas, bahwa berbagai aspek kehidupan mereka akan tampak dengan peran pemerintah dalam membangun manusianya dengan moral dan karakteristik mereka terhadap budaya dan agama, melalui peran tokoh agama dengan berlanjut.

Ketika, temuan itu berlanjut pada aspek ekonomi bahwa agama menjadi dasar dari persoalan kehidupan mereka. Telah jelas diketahui dengan apa yang diterapkan dengan kondisi budaya mereka di masyarakat. Akan berbeda dengan kehidupan orang di DKI Jakarta. Pada dasarnya lingkungan yang menciptakan mereka berada baik atau tidak berdasarkan agama dan kehidupan mereka.

Jika dipahami prilaku mereka dalam, memang tidak menentu kehidupan mereka, termasuk agama, bagaimana Negara melihat persoalan hal ini. Politik dan pendidikan seksualitas menjadi label bagi mereka di Kalimantan Barat.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close