Konsep Dari Etika Kesusilan

3/17/2021

Etika kesusilan dalam hidup perorangan dan ekonomi dalam hidup kekeluargaan, diketahui bahwa Aristoteles memakai pendekatan biologis untuk menganalisa manusia. Menurutnya manusia adalah seekor binatang yang memiliki unsur tertentu yang khas.

Tidak seperti binatang pada umumnya, yang diatur oleh kebiasaan, manusia dapat dengan sadar mengendalikan dorongan-dorongan non-nasionalnya. Memiliki manusia dengan mengendailan dorongan-dorongan non-rasionalnya.

Pada masyarakat yang mendefiniskan berbagai istilah mengenai manusia, hendaknya dipahami dengan salah satu nafsu manusia yang adalah bersosialisasi, baik berupa sekedar bersahabat atau urusan seksual.

Namun permasalahanya pengejaran nafsu yang dapat diartikan dengan kenikmatan, kebanggaan, prestasi, tujuan atau kekuasaan sering tidak terkontrol yang dikarenakan oleh keserakahan manusia, hal ini dapat tercipta dengan manusia yang masih ditemui pad masyarakat di Sumatera, dan Jawa (Orang Indonesia)

Secara umum, hal ini dapat diketahui dengan prilaku masyarakatnya secara biologis, bahwa berbagai kesadaran yang mereka miliki karena faktor lingkungan dapat merubah sikap seorang manusia. Piolis dalam hal ini dapat diketahui dengan istilah Aristoteles untuk mengartikan komunitas sipil yang diyakini sebagai latar sosial kodrati dari manusia.

Sedangkan adapula kelompok sosial koininia yang meliputi segala macam komunitas yang dimana ada pada taraf tertentu terjadi interaksi. Sedangkan dalam hal ini Oikos adalah jenis komunitas paling dasar dan terbatas untuk perkembangan kodrat manusia atau disebut juga dengan rumah tangga.

Pada politik dapat diketahui dengan baik dengan berbagai aspek kehidupan mereka, yang sesuai dengan sistem politika (kesusilan dalam hidup kenegaraan) sebagai murid plato dapat diketahui maka, berbagai aspek sebagai murid plato  walaupun Aristoteles banyak terpengaruh olehnya, namun tidak diketahui sistem politik yang terdiri dari Kerajaan, Aristokrasi, dan Polity.

Kerajaan, diperintah leh seorang raja untuk kepentingan semua, tapi jika sebaliknya dapat berpotensi Tirani, Aristokrasi diperintah  berberapa orang untuk kepentingan bersama, jika sebaliknya dapat berpotensi oligarki, memperkaya sekelompok orang saja. Sedangkan Polity, diperintah semua rakyat kesejahteraan umum, jika sebaliknya mayoritas rakyat memerintah untuk kepentingan  si miskin saja dan dapat menjadi demokrasi.

Menurutnya politik yang tidak baik adalah tirani dan demokrasi yang terlalu berlebihan. Bagi Aristoteles tidak ada sistem politik terbaik, maka diperlukan adanya konstitusi. Selain berpikiran pentingnya suatu keadilan dalam suatu Negara, maka diketahui bahwa Aristoteles juga berpikir bahwa hukum yang dapat dipaksakan untuk memupukan persahabatan.

Negara yang baik, akan diketahui dengan Negara dimana tiap warganya sejauh mungkin turut serta dalam kehidupan politik atau Negara.


0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close