Pada masa kolonial Belanda, kehidupan para suku di Indonesia,
tampak bringas adalah masyarakat adat suku Dayak, dengan berbagai tradisi dan
budaya mereka serta cara hidup mereka tidak serta merta dapat dipahami melalui
keberadaan mereka.
Suatu pendekatan ketika itu tentunya melalui agama, setelah hasil
rampasan, konflik sosial, pada masa kolonial Belanda, hingga Revolusi mental,
berapa fase yang mereka terapkan dalam kehidupan mereka. Maka, Agama menjadi
bagian dari pendekatan mereka terhadap aspek kehidupan sosial di masyarakat
yang melekat pada dinamika budaya di masyarakat, ketika masa itu.
Berlanjut atas pajak yang di rampas, tentunya berdampak pada
berbagai ahli profesi mereka hingga saat ini.
Berbagai hal terkait ketaatan agama, tidak lepas dari masyarakat Jawa
pada masa Orde Baru, jelas sekali bagaimana mereka bertahan hidup pada
kepentingan seksualitas Batak Sihombing.
Untuk berbagai kepentingan yang dibuat tanpa disadari masyarakat
batak berurbansiasi diberbagai wilayah yang ada di Indonesia, jelas bagaimana
tindakan dan kekerasan yang mereka lakukan dalam setia penyebaran wilayah
mereka saat ini.
Pada masa itu, berbagai konflik sosial, kekerasan, dan lainnya
menjadikan mereka hidup dengan sistem sosial budaya yang melekat pada hubungan
dagang. Maka, pelabuhan dan kapal masuk diberbagai wilayah, Kalimantan termasuk
di DKI Jakarta, Surabaya, dan Sumatera.
Dengan menampung, genetika itu pada masayarakat Jawa yang
hendaknya memahami karakteristik, dan kelas sosial, akan memahami konsep dari
pembangunan manusia, yang dilemma pada kehidupan budaya dan agama mereka saat
itu.
Pendekatan agama untuk mengampuni, kasih dan lainnya menjadi
bagian dari aspek untuk bisa mereka hidup dengan dasar iman hingga saat ini,
termasuk konsep keluarga kudus yang diterapkan pada gereja (Katolik- Protestan).
Gambaran umum itu juga, menjadikan mereka berbeda dengan istilah dalam setiap kajian pengetahuan saat ini, karena yang bisa dipahami masyarakat tertua ada Jawa, yang saat ini terletak pada sistem ekonomi yang menjadikan mereka seperti sekarang ini peradabannya.
0 comments