Spritualitas Politik, Tidak Santun Bagi Elit Politik PDI Perjuangan 2006 - 07 Kal - Bar

10/26/2021

Politik santun merupakan hasil pembangunan manusia dengan sistem ekonomi politik secara mandiri, dan kelompok, serta organisasi. Yang dalam hal ini diketahui bahwa pembangunan yang layak dipahami dengan baik dengan adanya elit politik yang mabuk - mabukan, tidak sopan dalam berinteraksi, dan di ikuti oleh seorang perompak kapal, sihombing pendidik dan dokter 2008 - 17, jika tidak memiliki sopan santun, karena latar belakang keluarga.

Kita bertemu dan berdiskusi, bahkan dalam hal ini diketahui dengan sistem konflik sosial, seksualitas pada masa pemerintahan Gubernur Cornelis M.H  dan kader lainnya di Kalimantan Barat (DPC), yang begitu menjijikan misalnya. Hal ini jelas bagaimana mereka hidup berpolitik dan beragama dan berbudaya secara kualitas hidup mereka.

Ketika hal ini diketahui dengan baik, bagaimana kehidupan sosial budaya akan lekat pada aspek persoalan masyarakat yang berdampak pada sistem politik budaya, dengan jelas bagaimana aspek penting mempengaruhi setiap kader atau petugas partai dan kualitas kepemimpinan mereka.

Ketika masa pemerintah itu, mereka tumbuh dengan sistem pemerintahan dan komunikasi yang hendak dicapai dengan jabatan suku secara moralitas dan memang tidak bermoral berada pada kondisi ekonomi politik mereka terima dalam hal ini.

Hasil catatan itu muncul dengan adanya kehidupan budaya sosial yang mempengaruhi mereka di masyarakat secara fakta bahwa mereka hidup dengan kondisi ekonomi politik yang mereka terima 2008 - 2018 (Kalimantan Barat - DKI Jakarta). 

Pertemanan pun dilakukan ketika mencapai krisis ekonomi, tenaga kerja, dan lainnya., hingga menyentuh percintaan Silaban dengan moralitas mereka melalui drama kehidupan dan pekerjaan sehari-hari Rumah Tangga dan seksualitas.

Berbagai persoalan dari sistem budaya politik tentunya muncul dengan ketidaksopanan mereka, terutama masyarakat adat  Batak dan Dayak di Kalimantan, bertutur kata, bermaki, dan seterusnya di MRPD Pancasila pedesaan dan kota. Bagaimana mereka hidup dan bersembunyi dibalik tembok gereja, dan pendidikan, pada agama Protestan dan Islam di Kalimantan Barat, Indonesia.

Berbagai perubahan sosial, dan indeks pertumbuhan yang rendah bagi sumber daya manusia, dan pembangunan secara fisik pada perkotaan. Hal ini jelas bagaimana mereka hidup pada sistem ekonomi budaya, dan politik para pengusaha serta dinamika persoalan sosial mereka saat ini dan sebelumnya 1990 – 2000 terutama pada wilayah pedesaan Kab 2006 – 07 Kalimantan Barat.


0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close