Mental & Kekuasaan Ekonomi Budaya DI Kalimantan

2/04/2022

Indonesia, revolusi mental di paparkan dengan baik pada tahun 2011 berlangsung, ketika di Jakarta mengalami perubahan politik. Hal ini tentunya mengingat adanya rencana, perusakan mental di masing-masing manusia itu terdapat pada lingkungan keluarga itu paling terkecil, selain rekan.

Pengamatan saya, jika berkunjung keluarga dan ngbrol misalnya itu terjadi interaksi dengan adanya misalnya lingkungan pergaulan, pekerjaan, hingga seksualitas itu di keluarkan obrolan itu pada lingkungan keluarga yang tidak menyenangi pada pihak keluarga perempuan.

Hal ini dapat ditemui ketika pergaulan dan lingkungan menjadi catatan terhadap budaya dan agama yang mereka rencanakan di Pontianak, ketika berkunjung pada hari raya. Sementara itu, halnya yang paling baik adanya ketika berbagai istilah masyarakat menjadi penting dalam melihat berbagai isu budaya dan agama, Islam misalnya dalam setiap pekerjaan dalam hal ini Islam di Indonesia.

Batasan sebagai manusia, menjadi penting dalam melihat dan mengamati berbagai persoalan kekerasan verbal, tentunya revolusi mental tidak hanya ditiadakan begitu juga, tetapi revolusi kekerasaan menjadi catatan terhadap upaya manusia dalam menjatuhkan lawannya. Paling mengerikan pada masa masyarakat Tionghoa hasil asimilasi budaya (Tionghoa – Dayak) dan agama di Kalimantan Barat.

Lingkungan pergaulan menjadi catatan, dan dinamis terhadap berbagai sumber ekonomi, tidak menyadari mengenai batasan mereka di masyarakat, dan lingkungan keluarga. Pada tahun  2022 tepatnya pada tanggal 3 Februari, setidaknya kunjungan keluarga menjadi keisengan masing-masing oknum mengenai pembahasan mereka terhadap budaya etniksitas masyarakat Dayak Iban.

Apa yang menarik dalam pembahasan tersebut, misalnya memiliki kuping panjang, nada bicarannya, dan lainnya. Sementara itu, saya membahas mengenai kekuasaan, departemen, dan intektualitas dalam pekerjaan saya, termasuk pendidikan kemarin itu.

Tidak ada yang menarik, untuk dibahas masalahnya yang saling berinteraksi itu tidak mengerti apa yang saya bicarakan, karena latar belakang mereka hanya ekonomi, dan menanyakan berapa perbulan, projek dan lainnya, itu dalam pikirannya. Kenapa mesti mengali seperti itu, memang anda siapa toh ? Yah begitulah lingkungan orang Tionghoa Hulu – Perkotaan.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close