Indonesia - Food Babi Budaya Tionghoa - Batak Agama Kristiani

4/24/2022

Indonesia - pembentukan jati diri adalah suatu pengalaman menarik ketika berada dalam suatu masyarakat perkotaan di Pontianak. Disini, pembelajaran menarik mengenai Tionghoa Indonesia, maka akan lekat pada budaya dan agama.

Memahami peran budaya dan agama, menjadi penikmatan tersendiri melalu kuliner, atau makanan masyarakat Tionghoa seperti babi. Kebetulan, sudah bahkan apa itu babi dalam pandangan agama katolik. Jika hal ini menjadi penting dalam memahami peran agama dan budaya, maka lekat dengan konsumsi masyarakat Tionghoa disini.

Kali ini, yang penting dalam memahami budaya dan agama akan lekat dengan spritualitas masyarakat, biasanya dalam suatu pergaulan akan ada yang menyesatkan atau menyimpang pada ajaran agama Katolik.

Sementara itu, salah satu yang baik dalam memahami agama dan budaya menjadi tempat dalam melihat berbagai persoalan konflik budaya melalui makanan yang tidak lekat dalam makna pendalaman iman dalam suatu masyarakat sebelum masuknya agama Katolik - Protestan di Kalimantan Barat.

Dalam suatu injil mengenai babi akan menjadi najis dalam masakan yang tersedia, terutama bagi yang bermalam dalam suatu perjalanan di pedesaan, Masyarakat Desa akan memahami bagaimana spritualitas menjadi awal dari masyarakat Desa mengkonsumsi babi dalam kehidupan budaya sosial di masyarakat.

Ketika hal ini menjadi penting dalam setiap pengalaman iman, perjalanan goa dan goa maria akan sangat berbeda sesuai dengan pengalaman iman dan spritualitas di masyarakat setempat. Masyarakat Desa, akan dipahami dengan adanya model jati diri sebagai identitas mereka, terutama dalam suatu pandangan masyarakat yang memiliki spritualitas dan budaya yang berbeda.

Sementara,  setiap pekerjaan tangan menjadi penting dalam memahami tata boga misalnya bahwa makanan akan di kerjakan pada olahan tangan yang baik tepatnya. Memahami masyarakat Tionghoa, sebagai identitas budaya, akan lekat dalam suatu makna setiap pemahaman konsumsi mereka ketika berdoa, atau perayaan iman.

Berbagai hal terkait dengan spritualitas dan agama yang lekat pada kehidupan sosial dan budaya yang melekat pada penghormatan, atau bahkan ketika tidak nyaman sudah di hidangkan, dalam suatu kondisi masyarakat budaya terutama masyarakat adat yang masih lekat pada kebudayaan masyarakat adat Dayak – Tionghoa.

Kajian buku mengenai sosiologi konsumsi akan lekat dengan adanya pemahaman tentang agama dan budaya yang layak dipahami berdasarkan distribusi, dan produksi, maka akan diketahui bagaimana proses tersebut mengalami tahapan yang seringkali menjadi penting dalam sistem ekonomi masyarakat kota tepatnya.

Pemahaman agama atau spritualitas yang rendah, akan dipahami pada masyarakat non Katolik, yang seringkali membangun ekonomi berdasarkan sistem ekonomi budaya mereka yang tidak berbeda jauh pada masyarakat Dayak dan Tionghoa yang non Katolik.

Suatu penelitian tentang iman (alkitab) akan penting terhadap berbagai sistem konsumsi yang diterima, diberbagai perkembangan dalam suatu kebudayaan Tionghoa, dan ini penting menjadi pengertian terhadap masing – masing budaya dan agama.

Mungkin akan ada muncul suatu pertanyaan, kenapa pada masyarakat Desa masih mengkonsumsi daging babi, dalam kehidupan spritualitas dan budaya di masyarakat saat ini, khususnya di Kalimantan. Hal ini menjelaskan adanya tingkat ketidakpatuhan spritualitas yang masih rendah pada masyarakat disini, sehingga konflik etnik dan agama akan lekat pada suatu pandangan sosial yang berbeda.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close