Ideologi KeTionghoaan Indonesia Dan Budaya Yang Pluralisme

4/26/2022

Pada masa Orde Baru, banyaknya persekolahan yang berada pada perubahan, dan ideology komunis yang masuk pada masa pemerintahan di Jakarta. Untuk menjadi awal dari berbagai konflik ideology dan aspek kehidupan sosial dan beragama dimulai hingga saat ini.

Perlu dipahami adalah ketika berbagai aspek pemahaman mengenai Tionghoa dan pembauran terhadap kepentingan asimilasi budaya pada masyarakat Pribumi dan Tionghoa hingga tidak mencapai berbagai hal terkait dengan kehidupan Tionghoa.

Persoalan yang dipahami adanya aspek kehidupan sosial budaya di masyarakat, yang berasal pemahaman mengenai ke Tionghoaan di Indonesia dengan adanya pendidikan  mencakup berbagai aspek idoelogi komunis. Pemahaman yang berada berasal dari aspek kehidupan sosial, dan pemahaman pengetahuan Barat tentunya mengarah pada Tionghoa Global.

Ketika hal ini, penting pada masa global bahwa Tionghoa akan mengalami perubahan pada aspek pendidikan di Indonesia, dan akan terjadi asimilasi budaya masa masyarakat Barat jelasnya, hal ini sejak masuknya agama di Indonesia, seperti Katolik, terutama pada persekolahan yang berlanjut pada kebudayaan Barat dan Tionghoa yang hingga saat ini masih berlanjut adanya (djan, 2022).

Pemahaman mengenai aspek budaya, di Pontianak telah dipelajari dengan adanya sekolah Katolik, pada masa Orde Baru, hingga saat ini pada masa pemerintahan yang baik, dalam menghadapi berbagai perubahan ekonomi, dan pola pikir pendidikan yang baik pada masyarakat di Eropa, tanpa menghilangkan budaya Tionghoa Hokkien.

Hal ini menjelaskan adanya masalah terhadap pemahaman mengenai pendidikan dan agama, yang layak dipahami dengan adanya perubahan ideology, dan pemikiran Barat terhadap agama sebelumnya masuk di Pontianak, melalui sekolah di sini.

Ketika hal ini penting dalam melihat berbagai aspek kebutuhan budaya dan agama melonjak setelah 1999 di Jakarta, berdampak pada ekonomi  tentunya dapat mempersoalkan terhadap budaya dan agama yang layak dipahami pada keimanan yang mempercayainnya.

Gejolak ekonomi politik terus berlanjut dengan adanya pendidikan yang hampir tidak bisa dinikmati berbagai kalangan, terutama pada kelas sosial menegah kebawah ketika itu yang melanda di Pontianak dan Jakarta hingga saat ini yang berada pada kualitas sumber daya manusia.

Pada masa ini tentunya memiliki perbedaan budaya dan agama yang menjelaskan adanya asimilasi budaya, dalam suatu keluarga yang erat pada kebudayaan Barat, tentunya pada kehidupan suatu keluarga seperti saya misalnya, akan berbeda ketika berasimilasi dan budaya Barat terjadi.

 

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close