Spritualitas, Budaya Dan Kehidupan Sosial Di Masyarakat Pontianak - Jakarta

4/02/2022

Berbagai hal terkait dengan aspek kehidupan sosial akan layak untuk dipahami dengan adanya peran budaya dalam masyarakat dengan moralitas dan etika yang melandasi berbagai aspek kehidupan budaya yang saat ini berperan terhadap pengetahuan dan persaingan global.

Konsep agama, mengajarkan manusia untuk mentaati perintah, dan moralitas agama yang melekat pada kebudayaan lokal yang terkait dengan aspek kehidupan sosial di masyarakat hingga saat ini berada. Maka, dengan adanya peran masyarakat yang memang berada pada spritualitas sosial budaya akan lekat pada moralitas manusia 1967 - 1999  - 2008.

Biasanya ambisi manusia, pada pengetahuan mengarah pada kebudayaan lokal yang layak dipahami dengan adanya moralitas dan etika terhadap aspek ekonomi, dan agama. Ketika mereka hendak masuk pada agama dalam kepentingan ekonomi suatu Negara, tidak lepas dari politik dan konflik sosial yang diciptakan oleh sekelompok orang, karena bukan siapa – siapa.

Ketika itu juga, maka ekonomi menjadi penting dalam aspek kehidupan sosial budaya di masyarakat, biasanya ambisi menguasai ekonomi, agama dan politik. Orang yang rakus tampak dalam suatu agama mereka seperti Batak Sihombing – Dayak - Tionghoa sebagai budaya makan orang pada suku mereka yang hidup di masyarakat Indonesia, hingga saat ini, karena kepentingan ekonomi, birokrasi, dan politik.

Karena senasib maka, mereka hidup secara kolektifitas, dan saling menyerang, padahal mereka bukan siapa – siapa, hanya kelas sosial biasa, yang istilahnya saling numpang hidup di masyarakat, dengan kepentingan ekonomi seksualitas, pada budaya dan agama di Pontianak – Jakarta.

Ketika ingin membangun ekonomi, maka pelajari budaya di berbagai Negara, dan persaingan Negara lainnya karena tidak mempu menciptakan teknologi, sains, dan lainnya maka kehidupan bar – bar, dan memberhalakan Tuhan sebagai jalan kehidupan sosial mereka di masyarakat secara umum.

Pada masa pemerintahan saat ini, pada persaingan global, dan perusahaan besar, dan asing selalu menjadi bagian dari identitas diri mereka pada kehidupan sosial, dan kesehatan yang melekat pada kebudayaan lokal di masyarakat hingga saat ini.

Ketika sudah tidak berdaya, dan istilah kata kenyang dengan ekonomi di Indonesia, maka mereka mengatakan bahwa “saya menyesal” misalnya, dan lainnya setelah mendapatkan hasil ekonomi seperti sandang, pangan dan papan, serta trasportasi. 

Itu menjadi penting dalam mencatat apa yang menjadi kebiadaban mereka pada masyarakat Desa, dan Kota hingga saat ini di Pontianak, Kalimantan Barat – Jawa – Sumatera, pada ekonomi urbanisasi.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close