Berada kota Pontianak, akan ketemu ragam masyarakat beragama yang tentunya menjunjung tinggi pluralisme, perbedaan, dan konflik agama yang dikhwatirkan sewaktu – waktu terjadi. Hal ini menjelaskan adanya budaya yang melesat dengan pembangunan ekonomi dan politik di Kota Pontianak.
Karakteristik masyarakat Tionghoa terutama bagi kalangan kelas
sosialnya, tentunya memiliki konflik berbeda dengan masyarakat Tionghoa yang
sebelumnya pada kelas sosial yang diatas sebelumnya. Untuk memperbaiki atau
mencatat karakteristik mereka akan berada pada kondisi spritualitas, dan
tingkat iman mereka terhadap sesama dan perbedaanya.
Ketika dalam suatu ruang interaksi misalnya suatu pengetahuan yang
hendak digunakan dengan baik tentunya tidak saling memberikan kesan terhadap konflik spritualitas yang terjadi
hingga saat ini. Tetapi, tidak untuk masa saat ini dalam hal mengenai iman
mereka.
Sesungguhnya berbagai kalangan akan berbeda, cara kerja
perdagangan Tionghoa, yang berdampak pada akses ekonomi dan kesehatan di sini.
Rata – rata disini Tionghoa Hakka yang memiliki peran terhadap budaya
sesungguhnya dalam melihat setiap aspek kehidupan sosial mereka di pedesaan –
dan kota.
Berkeliling dalam suatu wilayah seperti di Singkawang – Pontianak –
Kuburaya akan tampak dengan perkampungan Tionghoa yang dibentuk bedasarkan
sistem pertanahan dan ekonomi, perkantoran serta birokrasi.
Misalnya dalam hal ini ada pribumi – Tionghoa saling berdampingan,
dalam hal ini akan tampak suatu interaksi yang baik atau tidak dalam dijelaskan
dengan konflik sosial apa yang terjadi dalam beberapa dekade di Pontianak.
Untuk menghindari berbagai konflik sosial, perbedaan agama dan lainnya dapat di jelaskan melalui karakteristik dan rencana konflik menurut spritualitas (orang dalam pemahaman agama Islam) Hal ini menjelaskan adanya aspek kehidupan sosial di masyarakat.
Bahwa perbedaan agama dan penyebaran agama merupakan salah satu bagian
terpenting dalam melihat perbedaan budaya dan agama yang memiliki perbedaan
puasa, dan pantang.
Disini, rata – rata bekerja pada masyarakat Tionghoa – Pribumi,
begitu juga dengan kehidupan sosial masyarakat yang hidup berada sekitar
pertanian masyarakat disini. Melalui sistem pekerjaan yang mereka peroleh, maka
berbagai hal terkait konflik sosial, dan spritualitas serta seksualitas dalam
sistem pertanahan merupakan salah satu bagian dari kehidupan mereka sebelumnya
terjadi 1960an.
Untuk menkaji persoalan karakteristik mereka, dengan adanya masuk agama Kristiani di Indonesia, menjelaskan adanya perubahan apa yang diperoleh dalam masyarakat Tionghoa Hakka – Pribumi (masyarakat asli) disini, Pontianak.
Serta bagaimana kehidupan awal, dan ketika berurbanisasi, dan bagaimana dimanfaatkan bagi pendatang yang hendak bekerja, dan menciptakan konflik etnik dan agama, serta lingkup terkecil rumah tangga (pasar & kelas sosial) yang membinasakan, dan bagaimana mereka berkonflik sesama kaum misalnya etniks sama, agama juga demikian terjadi.
0 comments