Sistem Pertanian Tionghoa Hakka Di Tengah Industrialisasi Negara

7/20/2022

Hakka - Membahas mengenai pertanahan kota masyarakat Tionghoa Hakka akan berada pada pertanian utara Pontianak, dengan adanya sistem pertanian masyarakat Tionghoa Hakka dan Pribumi. Yang perlu diketahui adalah ketika masyarakat Tionghoa memahami berbagai ekonomi diterima, dengan adanya pekerjaan yang diberikan oleh masyarakat pribumi sebagai pekerja.

Hal ini dipengaruhi akan adanya budaya masyarakat Melayu disini terutama pada kelas sosial biasa yang berdampak umum pada masyarakat keraton akan berbeda. Maka, kelas sosialnya lebih kepada bekerja pada masyarakat Tionghoa Hakka disini.

Dengan demikian, berbagai hal terkait dengan aspek pertanian kota diterapkan, dengan adanya tradisional sistem pertanian yang dijual pada pedagang di pasar. Maka, sistem perkampungan Tionghoa Hakka, akan tampak pada model pegunungan, tidak memahami baik ketika adanya konflik pertanian pada masyarakat Kota.

Yang dijumpai pada masyarakat disini, memang erat dengan adanya sistem pertanian kota yang berdampak pada konsumsi yang memiliki nilai terhadap aspek ekonomi kota Pontianak tumbuh. Maka, dengan adanya perubahan sosial budaya  masyarakat Desa, enggan dipahami dengan adanya perkampungan Tionghoa yang menjalankan sistem pertanahan dengan adanya pentingnya konsumsi.

Hakka Utara Pontianak

Perkotaan masyarakat Tionghoa Hakka, sebelumnya pada kelas sosial bawah yang menjadi baik, dengan adanya mereka terhadap ekonomi di Pontianak. Hal ini dikarenakan, hasil bumi dapat dikelola adanya sistem pertanian kota saat ini.

Ketika hal ini penting dalam memahami perubahan kota, dan adanya aspek ekonomis maka pendapatan perkotaan kota Pontianak, lebih baik pada adanya pasar atau konsumsi, ketimbang akan adanya kelas pekerja yang hendak melintasinya setiap hari, yang enggan mengerjakan.

Berbagai hal terkait dengan aspek kehidupan sosial, dan konflik agama dan etnik tentunya saling berdekatan dengan adanya pembangunan kota di lingkungan tersebut, yang enggan dipahami dengan adanya kepentingan pemerintah – petani, gereja (agama) yang hidup dikawasan utara Pontianak.

Seringkali yang menjadi baik pada tahun 90an konflik tidak mempengaruhi mereka terhadap aspek kehidupan ekonomi lokal masyarakat, hanya bagaimana ketika peran gereja ketika itu yang berdampak pada nilai kemanusiaan dapat dipahami dengan adanya perubahan dari masyarakat itu sendiri pada lingkungan yang dibentuk sebelumnya.

Pertanian tersebut tidak juga luas seperti perbukitan yang ada di masyarakat Desa hilir yang terbentuk dengan kawasan masyarakat sebelumnya terjadi sebelum kolonial Belanda, dan Kemerdekaan pada tahun 1967.

Tetapi kawasan itu memiliki peran penting dalam setiap tragedi kemanusiaan, yang terjadi pada tahun 1999 di Pontianak, dikenal dengan adanya aspek kehidupan ekonomi masyarakat kota pribumi terutama orang Jawa – Dayak yang tinggal disitu, termasuk perkampungan Tionghoa Hakka yang dekat dengan pinggiran Sungai Kapuas.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close