Asia - Kolektifitas Ekonomi – Kehidupan Tionghoa Hakka Indonesia

9/30/2022

Asia - Dayak Kalimantan, telah berlabuh pada kota Singkawang jalur air, terletak pada perdagangan, rempah – rempah, hasil laut pesisir dan emas yang menjelaskan keberadaan mereka hingga ke perkotaan Shenghie kawasan Keraton Melayu di Pontianak.

Pada misi Katolik di Kalimantan, tentunya mereka memiliki kepercayaan agama primitive dan budha – Konghucu sebelum masuknya agama kristiani di Kalimantan Pada misi awalnya di Kab. Sintang. Pada mulanya hal ini berawal kolonial Belanda, dengan kebuasaan masyarakat asli Melayu atau Dayak - Tionghoa Hakka yang hidup di kawasan Hutan dan hasil hutan 1880an.

Sistem ekonomi mereka bekerja secara kolektif, berbeda dengan Ekonomi Barat dan sistem mata pencarian dan budaya kehidupan sosial mereka sehari – hari. Dalam setiap pemahaman agama, dan filsafat yang baik secara khusus di Pontianak, diantara berbagai konflik etnik, dan agama pada setiap peristiwa selama di Kalimantan, Indonesia.

Politik ekonomi uang juga dilakukan, sebagai awal bahwa semua tidak baik – baik saja, dalam hal ini maka konflik dibuat sengaja atau tidak, tergantung pada penyadaran diri terhadap agama dan spritualitas menjadi awal dari kehidupan rohani dan jasmani masyarakat lokal atau adat.

Kalimantan, dengan ragam suku dan etnik yang buas pada kawasan Hutan atau Dayak iban Kapuas Hulu, dengan masyarakat Tionghoa Hakka dengan sistem ekonomi yang diterapkan pada masyarakat Desa dan kota dalam hal ini pada sistem  bertahan hidup, ekonomi dan kehidupan ekonomi budaya pada kawasan hutan  menjelaskan hak tersebut dengan baik.

Tionghoa ketika datang pada sistem budaya ekonomi, sebagai penambang maka konflik sumber daya alam pada kawasan hutan dengan masyarakat adat lokal – Dayak dapat dikatakan sudah terjadi pada masa kolonial Belanda, di Kalimantan Barat.

Kekuasaan ekonomi kolektifitas sebenarnya mengerikan disamping hukum dapat dibayar dengan ekonomi atau uang, diantara kriminalitas seksualitas, dan budaya serta agama dan konflik di masa lalu yang hingga kini belum selesai. 

Termasuk para elit politik yang beada di pedesaan, untuk tidak membual akan kebenaran tentang Tuhan, dan pengetahuan, dan menjauhkan diri dari hal tidak baik di hadapan. Begitu juga dengan konsumsi makanan dan budaya asimilasi mereka terhadap agama kristiani di Indonesia, pada politik ekonomi 2008.  

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close