Kalbar – Konflik etnik terjadi setelah masa kolonial Belanda, dan menjadi persoalan setelah masa kemerdekaan. Dalam hal ini ditengah persoalan pendidikan Tionghoa di Indonesia, telah dimusnahkan pada masa Orde Baru dan etnik terjadi, maka trauma yang tersisa pada setiap konsep pembangunan gereja di tanah Dayak di bentuk berdasarkan ilmu pengetahuan dan psikokritis, yang menyisahkan trauma.
Karakteristik - Katedral Pontianak, dan paroki MRPD misalnya pada tutur kata, bahasa yang berasal dari kalangan berbeda atau tinggal
kawasan hutan – pedesaan, sejak berada dan pemukiman diwilayah ini. Maka,
berbagai tantangan serta pembangunan gereja menurut rupa dan gambar Allah
terjadi dengan cara hukum alam, dan Tuhan pada doktrin disampaikan.
Demikian yang telah disampaikan bahwa berbagai hal terkait dengan
ahli penegtahuan akan memiliki memori panjang dan trauma yang terjadi oleh
Tionghoa di Indonesia, sejak tahun ditetapkan pada masa kolonial Belanda, 1967
Tionghoa – Dayak - Melayu, 1999 dan krisis
ekonomi dan moralitas yang berasal dari setiap peristiwa.
Hal ini mengingatkan persoalan doa asal yang di tinggalkan pada
pembangunan rumah, dan rumah ibadah atas kehidupan sosial, dan ketidaksenangan,
konflik etnik, dan agama, serta lingkungan sekitar tempat tinggal pada
kalangan biasa, penjarahan.
Pontianak - disebabkan
persoalan konflik sosial masa lalu, terutama pada masyarakat Tionghoa - Batak –
Dayak- Melayu saat ini atau disebut dengan psikopat atau cuci tangan atas dosa
mereka, pada sistem kesehatan atau medis (biologis) di Pontianak bermula 1960an - kolonial belanda.
Banyak persoalan dalam hal ini merupakan kepentingan ekonomi,
agama dan etnik yang terjadi hingga saat ini, menjadi persoalan mereka di
kalangan pribumi – Tionghoa Hakka. Pribumi disini, akan selalu menanyakan bagaimana
akan sandang, pangan dan papan, serta politik ekonomi di terima dan berasal
dari kesalahan konflik - kelas sosial, etnik, dan lingkungan pribumi mereka perbuat.
Setelah mereka hilang akan harta benda yang diperoleh, maka
istilah hukum Tuhan dan kebijakan Negara akan sampai pada pelayanan publik,
serta bagaimana mereka bertutur kata, berteriak memberikan informasi atau
bagaimana, atau terhadap kalangan status sosial tinggi rumah tangga 003 kapuas hulu - melayu - dayak menjadi contoh atas perlakukan.
Pengalaman menarik ketika dipuskesmas pal 3 Pontianak, dan layanan
publik lainnya kepolisian – pembuatan SIM, sekolah, dan rumah ibadah terjadi
dengan tidak baik, seperti tuturkata kalangan biasa, dan lainnya atau kelas
sosial yang bukan tempat mereka berada 2000 - 2022.
Kejahatan mereka, dapat dikatakan untuk sembunyi tangan sebagai
awal kehidupan beragama bermula dan etnik sebagai sakramen yang sakral terhadap
konflik Tionghoa Indonesia dan agama mereka perbuat di masa lalu dan hingga saat ini, terutama pada sistem
politik dengan kekuasaan, dan ekonomi mereka terima, serta rencana kejahatan
seperti sandang, pangan dan papan pada tahun 2000 – 2008 sistem pemerintahan.
0 comments