Pengadilan Adil – Kaya Akan Hutan, Miskin Spritualitas

12/02/2022

Pontianak - Pengadilan - Gereja Katolik di Indonesia, tentunya memiliki pemikiran mengenai Barat akan lebih baik. Dalam hal ini, tempat mereka bekerja saja mesti memiliki rasa budaya malu begitu juga pengetahuan yang miskin dan kelas sosial yang rendah menjadi awal dari kehidupan anda disini.

Tionghoa Indonesia, dan Pribumi memiliki kaitan terhadap bisnis dan tenaga kerja atau Labuor dengan upah pekerja yang ditetapkan dan birokrasi sebagai pungli dan penarik pajak. Ketika hal ini mendewasakan mereka dalam urusan pengetahuan dan budaya menjadi baik terhadap karakteristik dan psikologis mereka di masyarakat, dan lingkungan.

Kebuasaan dalam spritualitas lebih baik, atau bahkan dalam hal ini ketidaksenangan terjadi pada listrik yang berada pada rumah (djan) dengan nama djang di tulis dan ketik. Itu pak menteri Dahlan Iskan pada masa SBY, yang tidak senang tentu ada akan lebih baik terjadi pada masa 2000 - 2022.

Sedangkan yang melakukan adalah jabatan rendahan dengan konflik yang diciptakan, perlu dilapor dalam hal ini sebagai pengadilan. Karena tidak menjadi apa – apa di Pontianak, dan Jakarta sudah jelas apalagi Tionghoa Hakka disini, pada masa Gubernur Dayak – Melayu 1970  - 1999.

Tetapi, kita tetap masih baik sebagai menteri dan Presiden, dan bisnis di gunakan oleh orang yang sering memeras dengan pengetahuan yang mereka terapkan di kampus – kampus dan sekolah. Itu adalah pribumi kelas sosial kebawah - Tionghoa, dengan kesehatan mental rendah, dan merugikan orang lain, pada lingkungan saja saat ini di Pontianak.

Indonesia, hidup tidak menjadi apa – apa tentunya tidak menarik pada kawasan Tionghoa Hakka – Jawa non priyayi, dan agama Katolik sebagai tameng atas perbuatan dan kehidupan sosial budaya di masa lalu, terutama nenek moyang dan orang tua  mereka hingga saat ini  2000 - 2008.

Pengadilan atau pihak berwajib akan memahami itu, dengan berbagai hal terkait manusia dan karakteristik mereka di masa lalu tentu terjadi. Bagaimana sekarang kita lihat bagaimana mereka hidup melalui gereja katolik, Mesjid, dan Klenteng.

Sementara, buas dalam kehidupan seksualitas, dan budaya kelas pekerja, dan birokrasi terjadi pada masa tersebut, tidak heran bagaimana mereka hidup pada kawasan hutan Kalimantan sebelumnya hingga saat ini terjadi.

Merugikan, pada politik ekonomi dan Barat dan Agama kristiani - non kristiani tetap di jalankan baik itu saling memeras dan lainya disetiap kabupaten dan perkampungan atau kawasan ekonomi Kalimantan terutama birokrasi. 

Seperti pergaulan, dengan kelas sosial yang mereka miliki, dan berbagai hasil dari kehidupan sosial budaya di masa lalu 1960an - 2000 mereka selama di perkotaan hingga saat ini. 


0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close