Batavia - pada tahun 1970 - 1980an liberal ekonomi masuk di Indonesia, dan pada masa sebelum kemerdekaan tentunya masuk dengan sistem ekonomi rakyat, yang berlangsung dengan keikutsertaan mereka terhadap budaya lokal disana. pertanian dan rempah di kuasai oleh Belanda.
Sedangkan liberal ekonomi baru masuk ketika pemerintahan di
Indonesia, tidak semakin baik pada diri individu, kelompok, dan lainnya dengan
adanya perubahan lokal masyarakat dengan sistem budaya yang lekat pada
kebudayaan Barat.
Indonesia, akan bangga dengan pembangunan manusia pada kelas sosial
keatas, tetapi hanya kalangan yang mengurusi Negara dan bekerja pada ekonomi
nasional yang domkraris. Berbeda dengan liberal ekonomi, dengan konsep Tuhan
yang bersih, dan memiliki spritualitas dan nilai yang baik dalam setiap
interaksi sosial di masyarakat.
Ketika hal ini dipahami begitu kotor pada konsep kehidupan sosial
mereka di masyarakat, dengan adanya moralitas dan etika ekonomi, maka
kepentingan politik lebih mengarah pada ekonomi rakyat yang di langsungkan dan
dikerjakan oleh rakyat biasa.
Untuk mendapatkan simpati di masyarakat, sosial media pada kini
menjadi penting dalam pembenahan jati diri kehidupan sosial mereka sebagai
ornag Tionghoa – Pribumi hingga saat ini, Hal ini sebagai koreksi yang tepat
terhadap budaya lokal mereka sebagai pendatang migran dan penduduk lokal.
Tidak ada yang menarik ketika memahami istilah sosial budaya,
dengan liberal ekonomi yang hingga saat ini terjadi di Jakarta. Liberal ekonomi,
akan baik dengan pengetahuan yang maju dan memiliki nilai struktural yang baik
terhadap kebutuhan rohani yang lebih mengarah pada tingkat spritualitas dalam setiap
pekerjaan.
Seringkali, hal ini penting dalam melihat konflik ekonomi rakyat,
dan liberal akan sangat berbeda, mengingat sistem politik ekonomi Barat lebih
melaju ketimbang dengan ekonomi dalam negeri, hal ini fakta pada sistem ekonomi
yang dramatis terjadi.
0 comments