Tionghoa – Ideologi, Kekuasaan Di Batavia

12/18/2022

Jakarta – Pembangunan ekonomi yang digeluti oleh orang Tionghoa Hokkien dan berada pada kawasan yang memiliki nilai terhadap budaya ekonomi dalam aspek kehidupan sosial masyarakat disana, tentunya memiliki nilai terhadap perubahan pada masyarakat pribumi.

Pada tahun 1980an yang dipahami dengan adanya budaya kota dalam melihat berbagai hal terkait dengan peristiwa krisis ekonomi 1999, dan konflik atau kerusuhan terjadi, maka memiliki nilai terhadap urbanisasi, dan sistem ekonomi Tionghoa Hokkien.

Urbanisasi politik ekonomi terjadi sejumlah wilayah termasuk di Pontianak, dan Negara yang memberikan jalan terhadap jalan yang ditentunya pada Negara. Hal ini menjelaskan ketika ekonomi dikuasai oleh Tionghoa – pribumi, dan ketidakmaluan mereka terhadap politik ekonomi diterapkan, di Indonesia.

Ketika hal ini dipahami adanya pembangunan manusia pada kelas sosial kebawah mulanya, atau hasil pembuangan, dan kelas sosial kebawah, dan para imam di sini, maka tampak disadari bagaimana mereka hidup dengan berbagai kedok agama kristiani mereka di Indonesia, dengan karakteristik masyarakat Tionghoa Indonesia tanpa moral.

Hal ini menjelaskan bahwa berbagai pengalaman ekonomi – pribumi dan Tionghoa - pribumi dengan kelas sosial yang melekat pada dinamika budaya sosial, dan iman, menjelaskan adanya konsep kekuasaan – Pasar dan kelompok penekan  menjelaskan berbagai fase kehidupan sosial yang melekat pada budaya dan hukum serta iman.

Pakar ahli heurematik dalam memahami berbagai peristiwa dan pola dan agama tentunya memiliki nilai yang berbeda terhadap pemahaman kekuasaan – pasar dan kelompok penekan dalam hal ini memberika ruang iman bagi mereka dalam kesehatan mental, dan menyembuhkan adalah proses pembebasan yang berarti emansipasi.

Ideologi Marx dalam hal ini tentunya menjelaskan kondisi heurematik kritis yang terjadi pada tahun 1999 di Jakarta, menjadi awal dari studi mengenai pemahaman dalam sistem pemahaman psikoanalistis dalam kritik ideology.

Tugas dalam hal ini seorang komunikasi maka menjelaskan adanya kristikus ideology dalam suatu kedewasaan dalam bentuk sistem pemahaman agama dan iman dan juga refleksi dalam setiap konflik etnik yang digerakan oleh kepentingan emansipatoris.  

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close