Moralitas, Pendidikan Dan Spritualitas Ordo Di Indonesia Dan Provinsi

1/14/2023

Kalimantan – Moralitas seskualitas akan tampak pada history spritualitas, politik  dan pembangunan manusia yg mendalami berbagai arti iman serta spritualitas yang mereka terapkan hingga saat ini. Kegagalan spritualitas, dan moralitas tampak pada kehidupan sosial dan gereja di Keuskupan Agung Pontianak, dan paroki.

Moralitas kalangan kelas sosial yang bukan siapa – siapa, terletak pada kalangan bawah seperti pihak keamanan terjadi dengan sangat rendah karena ekonomi, dan politik disetiap anggota partai politik. terutama PDI Perjuangan - Golkar - Dayak. 

Kolonial -  tidak heran dan memang kejam secara koletif menyerang, dan pemerasan tidak berbeda jauh untuk pekerjaan mereka saat ini psikilogis dan sosiologis terjadi pada aspek hukum dan kesehatan, filsafat Barat jelas Sihombing dan Lai di Pontianak terjadi - pemerasan tidak berbeda jauh pada kalangan pedesaan terutama Kab. Landak - Kapuas Hulu, serta Pontianak, Kab. Sambas.

Pada mereka dimana - mana dan moralitas dan kejahatan ekonomi - bisnis terjadi disini, dimulai dari orangtua mereka selama berkedok agama kristiani - Budha - Konghucu. Lekat dari campur tangan ordo di Indonesia hingga saat ini, yang lekat pada kepentingan itu dan merugikan karena etika dan moralitas seksualitas, terutama pendidikan dengan terus mengeluh dan tidak harus diletakkan dimana didikan mereka untuk bekerja.

Kekayaan yang dimiliki hasil dari terikan di media sosial, penggunaan media dan teknologi tidak memiliki malu dan etika, sehingga terkesan kurang ajar sekali. Maka, berujung pada pemerasan dan lekat pada dinamika sosial, di kalangan kelas sosial kebawah – menegah, dan pengusaha lokal dalam orientasi ekonomi rakyat.

Hal ini menjelaskan bagaimana peran Tionghoa disini, dan kesan yang dapat disampaikan dalam setiap pembentukan iman, perlahan berubah sesuai dengan kepentingan spritualitas, dan kebejatan dan kejahatan di masa lalu mereka pada tahun 1967 Tionghoa – 1999 Madura disengaja atau tidak.

Tentunya dimulai dari orang tua mereka dalam setiap rumah – rumah yang berasal dari kalangan sosial kebahwa yang memiliki ragam budaya lokal masyarakat Dayak – Tionghoa di masa lalu hingga saat ini, pada kebudayaan berdasarkan alam sekitar mereka.

Sehingga ketika mereka berbicara tampak kehilangan kesadaran diri dengan bagaimana mereka harus bersikap, pada karakteristik orang Dayak disini. Hal ini menjelaskan berbagai hal terkait moralitas ekonomi dan budaya di masa lalu. 

Berdasarkan spritualitas apa yang disampaikan disini, pada kekuasaan dan politik Golkar – PDI Perjuangan yang merugikan tampak pada kehidupan di masa lalu - budaya dan agama lekat pada hutan dan primitif.

Kemiskinan  terjadi, karena pengetahuan yang dangkal terhadap iman yang dimiliki dengan demikian, bagaimana mobilisasi terjadi, serta penyingkirang terjadi dengan baik pada pekerjaan. Terutama kesehatan mental dan moralitas, serta etika paroki – pastor dan pendeta tidak ada, seksualitas menjadi isu menjijikan - ketua kring Pontianak kalangan biasa, tidak punya malu sekali. 

Begitu semena - mena dan berkedok pada agama spritualitas kristiani berujung pada uang dan kriminal, padahal pastor paroki, itu ada di MRPD dan ketua kring 1990an - 2023 pergantian imam dan perlakukan mereka kalangan tersebut, dan DPP yang tidak menjadi apa - apa hingga saat ini pada kelas sosial.

Dayak - pribumi sebagai penganut ordo, dan birokrasi pada pendidikan – birokrasi  korup terjadi, begitu juga kalangan kelas sosial kebawah – menegah Tionghoa Hakka, yang berujung tidak menjadi apa – apa pada sumber daya manusia.

Kehidupan masyarakat Jawa di masa lalu pada masa priyayi, dan masuk RI tampak bagaimana penyingkiran terjadi, pada birokrasi dan – Bisnis – iman  Tionghoa – Dayak yang tinggal di Pontianak, yang begitu buas atau tidak baik dengan adanya moralitas rendah seksualitas, dan pengetahuan  di masa lalu.

Biasanya kaum pendatang Batak – Jawa - Islam - Melayu,  kepentingan politik ekonomi - birokrasi di gereja – gereja, kristiani seperti Katolik – Protestan disini, yang berujung pada belas kasihan untuk kebutuhan pangan, sandang dan papan, apa yang diberikan. 

Biasanya dimulai dari rumah tangga, dikarenakan kehidupan mereka di masa lalu, dan pekerjaanya dalam lingkungan politik, memperalat dan memanfaatkan sudah terjadi. Sebagai pastor paroki bertugas misalnya mereka tidak jauh dari karakteristik tersebut. 

Dan bergosip tidak berbeda jauh ketika berkumpul. Dengan kendudukan anda menjadi suatu kesadaran kehidupan anda, dan pedesaan, tanpa moralitas dan bisnis 1999 - 2023 - birokrasi.  Ketika mereka pembangunan ekonomi, pendidikan dan lainnya. 

Dengan merugikan kalangan lainnya, apalagi kedudukan tersebut dilakukan semena – mena, juga terjadi, karena kepentingan seksualitas, politik dan birokrasi di daerah seperti di Indonesia.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close