Konflik Sumber Daya Alam - Tionghoa Hakka

4/14/2023

Pontianak, history masyarakat Tionghoa Hakka yang hidup di kawasan hutan, telah melibatkan berbagai hal terkait dengan aspek kebutuhan sosial yang berawal dari kehidupan lokal masyarakat adat Dayak dan Tionghoa di masa lalu.

Hal ini di ketahui sebagai konflik masyarakat adat Dayak dan Tionghoa terhadap penguasaan sumber daya alam dan politik lokal di masa lalu. Hal ini berujung pada ragam agama kriatiani dan non yang mengakibatkan berbagai hal terkait  penyuapan penegak hukum, terhadap kriminalitas pada kawasan hutan.

Maka, dengan berbagai scenario dalam hal ini berawal dari masyarakat yang merencanakan berbagai hal terkait moralitas dan etika ekonomi yang dilibatkan dengan rasa ketidaksenang dan kehidupan sosial budaya yang mereka buat dalam setiap misi gereja.

Konflik di masa lalu menjadi catatan terhadap setiap kejadian yang terjadi di kabupaten dan kota Pontianak, dalam sistem perdagangan, dan pemerintahan. Maka, dengan adanya penguasaan kekayaan dimiliki akan tampak pada dinamika budaya lokal, yang berasal dari kalangan kelas sosial kebawah –  menegah.

Kekayaan yang diperoleh direncanakan sebagai kemiskinan yang buat, adalah sumber daya dalam setiap kebijakan Negara dan hukum, sebagai bentuk dari ketidaksopanan, ketidaksenangan, etika, dan moral yang berasal dari lingkungan gereja katolik di Keuskupan Agung Pontianak, terutama petugas di dalamnya.

Pelangaran – pelanggran hukum, diakibatkan dari kenyangnya hidup mereka dari konsumsi, kendaraan, pendidikan, serta persoalan duniawi yang mengakibatkan berbagai hal terkait kehidupan sosial budaya dan agama katolik – non yang berasal dari setiap moralitas hidup di masa lalu. Hal ini sudah terjadi  sebelum Indonesia merdeka – 1945.

Tionghoa penambang, mengakibatkan berbagai hal terkait moralitas dan etika dalam setiap peristiwa terjadi, maka mereka hidup dramatis akan tampak sebagai masyarakat Indonesia. Imam - berasal dari Negara Barat, pada tahun ini 2022 menyumbangkan pemikiran mengenai konflik tambang yang ada di Kalimantan Barat, Kepada Indonesia buku berjudul Sejarah Bagian Barat Borneo 1850 – 1900, Kapuas dan Mandor.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close