Dayak People, Warisan Nenek Moyang Tionghoa Hakka

10/05/2023

Jakarta, wilayah yang akrab diketahui dengan hutan yang lebat, dan kemiskinan rakyat disini. Berbagai hal terkait dengan Tionghoa Indonesia dan hasil seksualitas, serta penyingkiran kekuasaan oleh masa birokrasi dan bisnis pada tahun 1970an telah terbukti dilakukan oleh sekelompok orang dalam hal ini.

Bisnis perhutanan ketika itu dilakukan oleh orang Tionghoa Hakka, disini dan urbanisasi ke Jakarta sebagai jalan dari hidup untuk perubahan hidup, baik sebagai karyawan bank, pedagang, pendidik dan tenaga medis yang berasal dari masyarakat Jawa – Tionghoa dan Dayak di Indonesia, pada birokrasi masa itu.

Jika pada masa Orde Baru dapat diketahui dengan baik, adanya perubahan politik terjadi, dengan Presiden Soeharto, maka sebagain penguasaha yang non birokrasi dan Tionghoa bermigrasi ke Negara kaya, untuk mendapatkan pekerjaan yang baik, melalui gereka katolik dan Protestan.

Maka, dapat diketahui kemiskinan yang diakibatkan dari politik etnik, dan spritualitas yang ada di masyarakat adat dan asli. Jakarta, tentunya memiliki persaingan global yang berasal dari perusahaan dan sumber daya manusiam yang tidak mampu ditandai dengan revolusi Industri dan Mental.

Kebiadaban masyarakat Dayak dan Tionghoa Hakka, di Kaliamantan dan Jakarta telah menjelaskan kekerasan yang terjadi, dan tidak malu orang Batak dan Tionghoa di Jakarta, untuk menyebutkan nama Presiden RI 7 Jokowi. 

Memungkinkan sebagai bentuk penggalangan dana, dan bisnis di Ibukota Jakarta, Marga Lim dan Lai Notaris di Pontianak ketika itu, pada tanggal kematian keluarga itu. Hidup miskin dan pekerjaan rendahan baik sebagai birokrasi dan pengusaha lokal. 

Telah menjelaskan berbagai hal terkait moralitas dan etika dalam berekonomi, melalui alat tukar hal ini disampaikan dengan baik, berbagai kepentingan politik, dan kebiadaban hidup di Pontianak, dan gereja katolik adalah (Orang), dan kondisi hidup di masa lalu tepatnya pada masa Kemerdekaaan RI - hingga saat ini.

Jika diketahui bagaimana hidup, mereka terhadap hukum di Indonesia, telah jelas bagaimana kekerasan yang dilakukan oleh orang Tionghoa Hakka di Pontianak, terhadap marga bong pada rumah (djan) sebagai militer di Jakarta. Hal ini dilakukan oleh orang Tionghoa Hakka, dan Melayu saat ini sebagai RT di 002 dari kriminalitas hidup disini.

Orang Dayak – Tionghoa, tanpa malu jika ingin membeli barang atau kebutuhan pokok, dengan harga ditetapkan, tetapi kurang untuk membayarnya hal ini jelas terjadi dilingkungan gereja katolik, MRPD, temuan itu begitu menarik, dihadapan public, dan kelas sosial yang terjadi serta bisnis kotor orang biasa atau kalangan kelas sosial biasa.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close