Birokrasi 1970 – 1989, Kawasan Tionghoa Hakka - Lim & Seksualitas (2011 - ), Lai Notaris

10/01/2023

Jakarta, kemiskinan Islam - non dalam hal ini telah dijelaskan bahwa berbagai hal terkait keagamaan dan monopoli ekonomi, sosial, politik dan budaya orang Pribumi dan Tionghoa Indonesia di masa lalu, tepatnya pada tahun 1960an – 1998, tepatnya reformasi di Ibukota Jakarta.

Kaum pribumi Indonesia, terutama masyarakat Jawa ketika itu pada sistem birokrasi dan kehidupan beragama di manfaatkan, dengan cara kurang baik menjelaskan berbagai hal terkait moralitas dan etika hingga saat ini. Ketika mereka hidup miskin dan numpang hidup terutama orang Tionghoa Hakka, Pontianak 1960an - 70. 

Maka, migrasi terjadi berbondong – bondong masuk wilayah Jakarta, agama katolik - non di Keuskupan Agung Pontianak, dan Jakarta khusus hal ini, dengan adanya upaya memperoleh kekayaan dan kehormatan serta kesehatan menjadi antara bagian dari tangan Tuhan.

Dugaan awal dalam hal ini, adalah kepentingan seksualitas, ekonomi, budaya dan politik di Indonesia. Tanpa malu, setelah membuat kejahatan pada marga djan di masa lalu di pulau Jawa, dan Kalimantan Baratr, tepatnya di Kab. Sintang dan Pontianak.

Hal ini menjelaskan bagaimana dinamika birokrasi, ketika hal itu terhadap ketidaksenangan kaum pribumi masyarakat Jawa, dan Tionghoa Indonesia. Maka, dapat dijelaskan yang hidup katolik saat ini adalah pribumi di Indonesia, dan bekerja sebagai imam dan Pendidikan dan kesehatan di Keuskupan Agung Pontianak, 1970an di Pontianak.

Kuliner Dan Kelas Sosial

Sementara, kaum Tionghoa Indonesia yang beragama non kristiani yang hidup sebagai pedagang, dan ekonomi pada kelas sosial biasa dalam menjelaskan berbagai hal terkait dengan sistem bisnis yang terjadi, berupa pertokoan, dan kuliner serta rumah makan, hanya itu saja dalam tingkatan pada penarikan pajak.

Sistem Politik di Indonesia, menjelaskan bahwa birokrasi dan politik mengalami tingkat kepercayaan yang rendah di mata masyarakat hingga saat ini. Maka, dapat dijelaskan kehidupan sosial, budaya dan politik di Indonesia, serta spritualitas yang terbentuk pada suatu Negara.

Kemiskinan kaum pribumi dan Tionghoa di Indonesia, dalam hal ini menjelaskan adanya konflik seksualitas yang berawal secara dramatis untuk menbayar persoalan masa lalu dan kejahatan yang dilakukan. Secara dramatis atau dibuat – buat. 

Karena tidak berdaya, tidak jujur, dan tidak memiliki tingkat pendidikan tinggi, hal ini dimulai dan Diawali dari masalah kepala Negara RI. Kebiadaban birokrasi di Indonesia, kekejaman dan kebuasan kaum pribumi  dan Tionghoa Hakka di Indonesia  hasil seksualitas.

Dan  masa lalu terhadap aspek konsumsi, pariwisata, dan pemerasan, serta rumah tangga terjadi dengan baik (djan).Terhadap konflik etnik, dan kekerasan dalam rumah ibadah, dan perkantoran terjadi, dengan rencana yang baik, oleh pemilik bisnis, pada kalangan birokrasi di Indonesia, berawal dari Pontianak dan Jakarta. 

Kriminal, 2011 - 2022, Sihombing Orang Batak gen Jawa - protestan - non Islam, serta Tionghoa Indonesia disini menjelaskan hasil seksualitas, kelas sosial biasa,  pada kebiadaban hidup di Pontianak, dan pemerasan serta kekerasan tentu terjadi.

Dijelaskan serta pemaksaan seksualitas kepada "saya" awalnya dengan kemiskinan hidup 1970an  sebagai kaum pribumi Batak -  gen Jawa, di kawasan Tionghoa Hakka, di Indonesia.  Sebagai dokter Sihombing HKBP (kelas sosial biasa), di Jakarta, teknologi, ketika hasil lulusan STMIK guna mencapai kelas sosial, akan menarik disini.

Tidak masuk penjara dan diadili maka, hukum dibayar dengan uang berdasarkan kebijakan yang terjadi di Kota Pontianak, serta berbagai hal terkait kegiatan keagamaan, dan lainnya. Ketidakjujuran kaum pribumi dan Tionghoa Indonesia dalam berbisnis serta bermedia massa, dan beragama terjadi dari hasil seksualitas hidup mereka orang Dayak. 

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close