Pontianak, pelajari masyarakat adat dan budaya Tionghoa Hakka akan berbeda dengan masyarakat yang hidup dengan karakteristik dari hasil seksualitas. Dalam hal ini meliputi masalah biologis Tionghoa Hakka, Melayu – Batak dan Jawa.
Pada orang yang dirancang pada kekuasaan dan birokrasi pada tahun kekuasaan 2008. Kebuasaan dan kekejaman suatu bangsa dalam diketrahui melalui dinamika sekolah santo petrus dan Gubernur Kalimantan Barat, dengan adanya ekonomi, aset dan budaya sosial yang melandaskan hukum di Indonesia.
Ketika kemiskinan dan politik menjadi isu dalam perebutan
kekuasaan dan pekerjaan hidup mereka sebagai orang Indonesia meliputi para
Uskup dan Imam di Lingkungan dan Keuskupan Agung Pontianak, dan kriminalitas seksualitas
tanpa malu Franshuid dan medis selama Kab. Landak yang ada di disini.
Jakarta, menjadi identitas diri dari ekonomi politik, dan
kriminalitas dan budaya sosial yang berasal dari kalangan masyarakat adat Dayak
– Tionghoa Hakka, Pontianak. Hasil numpang hidup melalui sekolah katolik, dan
kehidupan serta hidup masyarakat adat disini.
Orang Tionghoa Hakka, dan Dayak sebagai orang dalam hal ini
dari kebusukan hidup secara ekonomi dan politik di paroki dapat menjelaskan
bagaimanana mereka hidup dari seksualitas Jawad an Tionghoa Hakka, dari setiap
kriminalitas, dan utang dari setiap bank, dan pembentukan Indonesia sebagai
Negara dan Kota Pontianak.
Para iman, dan Uskup dari pelayanan hidup dan kekerasan
hidup di masyarakat adat, dan agama katolik dan non, secara jujur telah juga
melakukan kriminalitas seperti apa yang berdampak pada kehidupan dan kesehatan
hidup di Pontianak, pada lingkungan hidup di gereja katolik.
Orang Dayak, pada kelamin perempuan lambat pada ekonomi,
pada pasar dan kriminalitas hidup sebagai agama katolik – non atau Islam
sebagai kelas sosial biasa di Pontianak. Orang tak tahu malu, dan budaya miskin
untuk menjauh kriminalitas dan hidup sebagai orang biasa, dan tenaga medis
rendahan, maka berujung pada numpang hidup di gereja – gereja katolik di
Indonesia.
Numpang hidup seperti sederhana, curhat dengan pekerjaan dan
mata pencaharian. Setelah hidup, selayaknya punya mereka, pernah melamar
disekolah Gembala Baik, misalnya tetapi tidak masuk disekolah itu, kayak punya
sekolah, dan kayak punya duit mereka saja.
Kriminalitas pendidik, dan tenaga kesehatan di Pontianak, seperti itu untuk melanjutkan pekerjaan anda sebagai birokrasi rendahan anda di Pontianak, pada masyarakat adat di Indonesia, dari kemiskinan dan seksualitas anda menjijikan sebagai orang Indonesia.
Dalam hal ini Lai Notaris, dalam
merencanakan kejahatan seksualitas atau kelamin oleh diketahui Franshuid dan Sihombing SMU 2 dan Santo petrus sebelumnya tepat pada tahun 1998an, tepat krisis ekonomi di Jakarta, bahkan di Indonesia. Meliputi orang Batak - Jawa, dan Tionghoa Hakka, di Pontianak, isu mengenai kemiskinan terjadi pada tahun 2019an.
Ketidakjujuran dalam bisnis terjadi, bahkan pada keterlibatan media massa seperti kompas, pada tahun 1998an - 2008 di Pontianak, menjelaskan hal ini disetiap peristiwa yang terjadi.
0 comments