Kemiskinan Dan Etika Budaya Politik Di Masyarakat Dayak - Tionghoa Hakka

11/09/2023

Pontianak, karakteristik paling tidak baik pada etika hidup terutama pada kelas nelayan, baik itu sebagai penjual dan penangkap. Melalui tutur kata akan diketahui hidup di masyarakat biasa akan baik ketika berkomunikasi.

Hidup miskin, dan menggunakan teknologi Barat untuk berdagang hasil nelayan. Memasuki area memiliki keamanan yang tinggi, maka tidak berbeda jauh untuk melontarkan kata hukum ketika memberitahukan etika dan moral si Nelayan dan petani ini.

Maka, dapat diketahui karakteristik dan masyarakat Tionghoa di Pontianak, pada orang dengan kelas sosial biasa itu untuk berjualan dagangannya akan berbeda dengan masyarakat Tionghoa Hakka atau masyarakat adat disini. 

Hal ini menjelaskan tidak berbeda jauh dengan pasar yang berasal dari kalangan Tionghoa Hakka di Pontianak dan Kabupaten terdekat. Tionghoa Hakka, dan pribumi disini dalam hal ini Melayu tidak berbeda jauh dengan rumpun masyarakat Melayu, yang berasal dari kalangan pribumi. 

Membuat masalah, dan berani membalas komunikasi dan berdagang melalui facebook akan menarik sekali fenomena kalangan kelas sosial menegah. Maka, dijelaskan adanya perbedaan kelas sosial, dan kehidupan miskin menjadi isu yang baik terutama di Timur Indonesia seperti Papua, dan hidup masyarakat Tionghoa Indonesia - Batak. 

Dalam mengumpulkan kekayaan dan hidup seksualitas di masyarakat Tionghoa di Pontianak,  saat ini tepatnya. Islam dalam hal ini masyarakat pribumi menjelaskan dengan adanya budaya kriminalitas yang sama dengan masyarakat Dayak dan Tionghoa. 

Sebelum mengenal agama katolik – protestan di Pontianak. Maka, tidak berbeda jauh jika kehidupan masyarakat Hakka di Pontianak, akan berbeda dengan kelas sosial masyarakat Tionghoa Hokkien di Jakarta.

Kehidupan awal masyarakat Tionghoa Hakka, menjadi awal migrasi dan urbanisasi hidup di masyarakat setempat guna bekerja untuk mencari ekonomi yang lebih hingga saat ini. Hal ini meliputi, sebagai pekerja perkebunan, pekerja buruh, dan hampir birokrasi dan konflik terjadi penyingkiran oleh (djan Airuni, pada tahun 1980an), di Kab. Sintang dan Pontianak, demikian katanya.

Kapuas Hulu, salah satu kriminalitas hidup, adalah ana (P) dengan nama tersebut, dengan kriminal yang buat dalam rumah, dan Tionghoa Pontianak, yang tinggal di Gg. Nilam 6 sebagai sablon dan  amat sederhana kehidupan budaya sosial, dan konflik kriminalitas yang dilakukan oleh mereka sebagai orang Dayak dan Tionghoa Hakka disini.

Tionghoa Hakka di Pontianak, memiliki keburukan terhadap kelakukan dan prilaku hidup dalam suatu masyarakat. Akan berbeda dengan dinamika budaya sosial, yang berasal dari kalangan biasa hingga saat ini. 

Di lanjutkan dengan kaum pribumi ( Dayak - Melayu, Batak dan Jawa) disini, dan pekerjaan biasa hidup di masyarakat, mereka tidak segan dengan kehidupan kelas sosial keatas, seperti pejabat 2002 - 2023, karakteristik masyarakat Tionghoa Pontianak - Jakarta, sebagai tenaga medis. 

Dan kebualan dari perdagangan ekonomi dan bisnis sudah diketahui dengan harga yang dipatok dengan tidak normal sejak mengenal mata uang, dan sistem ekonomi berjalan di pedesaan. Kemiskinan orang Dayak adalah suatu bentuk dari konflik dibuat oleh mereka 1967 - 1998. 

Begitu juga orang Tionghoa Hakka tidak berbeda jauh suku kehidupan sosial di masyarakat. Dengan kelas sosial dan kehidupan miskin terhadap pelanggaran hukum dan dinamika budaya sosial di masyarakat, untuk direncanakan tanpa malu, dari hasil seksualitas.

Penyakit masyarakat Tionghoa (Hakka; bahasa) (L) di Pontianak, dengan bahasa dapat diketahui dengan adanya moralitas dan etika, dan kekerasan yang dilakukan oleh kaum masyarakat Dayak - Tionghoa dan Batak hingga saat ini, Sihombing yang tidak punya malu. 

Dari kehidupan sosial dan hukum hingga saat ini, termasuk seksualitas atau biologis, dan cara numpang hidup dan  beragama kristiani - non akan berbeda. dan mengumpulkan harta vs tenaga medis, serta seksualitas.

Kebuasaan dan kekejaman masyarakat adat Dayak di Kalimantan, dan hasil seksualitas telah menjelaskan berbagai serangkaian akrivitas ekonomi politik, di Kota Pontianak dan perusakan seksualitas persaingan seksualitas, aset untuk numpang. 

Hidup kaum pribumi dan kehidupan rumah tangga di sekitar Keuskupan Agung Pontianak ini, serta monopoliti pendidikan dan kesehatan disini, Lai Notaris itu rancangan hidup mereka hingga saat ini. Biasanya untuk menghambakan kaum Jawa, atau Tionghoa yang hidupnya tidak benar masa lalu, dalam pembangunan ekonomi dan spritualitas di Indonesia.

Orangtua layaknya sebagai tentara perang, atau dengan jabatan yang rendah, dan tinggal dikawasan Tionghoa Hakka, dan Hokkien. Maka, jelas kehidupan pemerintahan tidak punya malu untuk mendapatkan kehidupan sosial budaya dan agama dikalangan kelas sosial atas terbukti dengan baik adanya.

Ekonomi rendah dengan pembangunan di Kalimantan, dalam politik PDI Perjuangan dan merusak tangan Bong terhadap latrat belakangb dokter di Negara bagian, kejahatan bangsa djan di Indonesia, menjelaskan kejahatan mereka di Pontianak, Tionghoa Hakka, dan pribumi di Indonesia.


0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close