Warna Kehidupan Batavia Ketika Itu

12/25/2017

Kemakmuran terbesar Batavia terjadi pada akhir abad ke-17 dan awal abad ke-18. Pada masa itu, kota kecil itu marak dengan aktivitas orang Belanda dan Cina, dan jalan-jalan dipenuhi orang yang paling eksotis dan berwarna-warni  dan sejarawan Valentijn menulis “ Tiada kota lebih indah daripada Batavia di waktu malam. Pada malam hari orang-orang naik perahu di kanal-kanal sambil main music dan bernyanyi.

Sangat beruntung ketika itu buat Batavia bahwa perdamaian yang mantap disepakati dengan Banten pada masa 1684. Lingkungan sekitar kota itu menjadi lebih aman, suatu keadaan yang sangat disokong oleh lembaga polisi lapangan, yang terutama terdiri atas orang Ambon dan Bali, Warga mulai membangun vila-vila di hulu, tapi untuk waktu lama mereka masih harus tetap berada disekitar sungai, karena belum ada transportasi lain.


Jika dibaca ceritanya lagi, perlu seabad lagi sebelum orang Belanda mulai berdiam didaerah perbukitan Priangan yang lebih sejuk dan sehat. Tapi, perluasan permukiman Batavia menandai awal suatu perkembangan yang sangat penting. 

Diantara berbagai sebab transformasi ini, ada satu sebab yang tampaknya agar remeh, yang patut dicatat : kecintaan orang Belanda abad ke-18 terhadap pertamanan. Salah satu aspeknya ialah minat terhadap bunga dan tanaman eksotik.

Yang menarik untuk diketahui, ketuka Pyotr Agung, yang mulai membudidayakan tanaman-tanaman ekspor baru, suatu gagasan yang sama sekali asing buat kompeni, yang saat itu bergantung hanya pada produksi pertanian asli. 

Sementara, Wisten untuk melakukan eksperimen yang memungkinkan produksi tanaman-tanaman baru yang bernilai di pulau Jawa. Pada tahun 1707 tanaman kopi dibagi-bagikan dikalangan orang-orang di Batavia. Tetapi, jika berlebihan tidak begitu baik bagi alam, hal ini akan mempengaruhi suatu kondisi yang ada didalamnya. 

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close