Ketika menjelang pagi, kehidupan sosial masyarakat Tionghoa akan lekat dengan aktivitas ekonomi, bekerja, dan lainnya. Hal ini jelas, bagaimana kehidupan sosial, mempengaruhi standar hidup, kesehatan, dan kebutuhan pokok mereka di masyarakat secara umum.
Berbagai hal terkait dengan aspek kehidupan sosial, akan berbeda
dengan aspek sosial yang lekat dengan ekonomi, ketika ekonomi di adakan pada
lingkungan terkecil akan tampak dengan adanya kegiatan ekonomi, pekerjaan, dan
upah kelas pekerja.
Biasanya ketekunan dalam bekerja baik untuk dilakukan sesuai
dengan aspek kehidupan sosial di masyarakat yang hendak dipahami dengan baik.
Ketika ekonomi di pegang, apakah ada kekerasan seksualitas, disetiap aktivitas
masing-masing budaya yang ketika itu berada pada kondisi rill masyarakat.
Maka, dari itu berbagai hal terkait dengan aktivitas masyarakat
lekat dengan kebudayaan lokal mereka, sebagai orang Indonesia, dan kehidupan
sosial lokal di Pontianak, dipelajari dengan baik adanya kepentingan ekonomi
seksualitas.
Dapat ditemui pada lingkungan rumah tangga, dari makan dan minum,
pekerjaan, dan bagi orang Tionghoa – Dayak yang malas bekerja, dan ongkang kaki
pada kebudayaan Jawa, terutama pada kelas sosial menegah dan kebawah.
Hal ini jelas ketika dipahami bahwa, ekonomi yang mendisplinkan
mereka bekerja, hendak di langsungkan kehidupan seharian mereka di
masyarakat, dan di rumah tangga. Hal yang menarik ada pada lingkungan rumah
tangga 003 misalnya, dalam hal ini dan mendapatkan sistem ekonomi, dengan cara
kekerasan, dan lainnya begitu juga pada kebutuhan pokok mereka.
Tentunya tidak jauh berbeda dengan aktivitas ekonomi lokal mereka di
masyarakat Desa, dan kehidupan sosial, perjuangan kelas sosial mereka secara lokal dan pembangunan manusia, dengan pengetahuan yang
minim, dan standar hidup rendah. Hal ini menjadikan hidup pada ekonomi asing
sebelumnya.
Mempelajari aktivitas pasar lokal memang berada pada kondisi masyarakat
yang lekat pada kebudayaan lokal, dan bagaimana keinginan untuk bekerja, dan
kecurangan hidup apa sebelumnya yang mereka buat, pada kebudayaan Batak
misalnya menjadi baik. Mereka akan baik, denga tanah yang mereka miliki berdasarkan agama terutama Katolik - Protestan.
Budaya malu harus muncul pada kebudayaan lokal (papua) secara khusus,
dengan dialek yang kasar tidak berbeda jauh pada kelas sosial masyarakat Tionghoa - Batak, hal ini dengan pendidikan masih rendah akan berbeda pada lingkungan pergaulan,
tidak jauh dari pohonnya.
0 comments