Etika, Budaya, dan Kehidupan Sosial Tionghoa Pedesaan Hulu - Hilir

1/10/2022

Ketika menjelang pagi, kehidupan sosial masyarakat Tionghoa akan lekat dengan aktivitas ekonomi, bekerja, dan lainnya. Hal ini jelas, bagaimana kehidupan sosial, mempengaruhi standar hidup, kesehatan, dan kebutuhan pokok mereka di masyarakat secara umum.

Berbagai hal terkait dengan aspek kehidupan sosial, akan berbeda dengan aspek sosial yang lekat dengan ekonomi, ketika ekonomi di adakan pada lingkungan terkecil akan tampak dengan adanya kegiatan ekonomi, pekerjaan, dan upah kelas pekerja.

Biasanya ketekunan dalam bekerja baik untuk dilakukan sesuai dengan aspek kehidupan sosial di masyarakat yang hendak dipahami dengan baik. Ketika ekonomi di pegang, apakah ada kekerasan seksualitas, disetiap aktivitas masing-masing budaya yang ketika itu berada pada kondisi rill masyarakat.

Maka, dari itu berbagai hal terkait dengan aktivitas masyarakat lekat dengan kebudayaan lokal mereka, sebagai orang Indonesia, dan kehidupan sosial lokal di Pontianak, dipelajari dengan baik adanya kepentingan ekonomi seksualitas.

Dapat ditemui pada lingkungan rumah tangga, dari makan dan minum, pekerjaan, dan bagi orang Tionghoa – Dayak yang malas bekerja, dan ongkang kaki pada kebudayaan Jawa, terutama pada kelas sosial menegah dan kebawah.

Hal ini jelas ketika dipahami bahwa, ekonomi yang mendisplinkan mereka bekerja, hendak di langsungkan kehidupan seharian mereka di masyarakat, dan di rumah tangga. Hal yang menarik ada pada lingkungan rumah tangga 003 misalnya, dalam hal ini dan mendapatkan sistem ekonomi, dengan cara kekerasan, dan lainnya begitu juga pada kebutuhan pokok mereka.

Tentunya tidak jauh berbeda dengan aktivitas ekonomi lokal mereka di masyarakat Desa, dan kehidupan sosial, perjuangan kelas sosial mereka secara lokal dan pembangunan manusia, dengan pengetahuan yang minim, dan standar hidup rendah. Hal ini menjadikan hidup pada ekonomi asing sebelumnya.

Mempelajari aktivitas pasar lokal memang berada pada kondisi masyarakat yang lekat pada kebudayaan lokal, dan bagaimana keinginan untuk bekerja, dan kecurangan hidup apa sebelumnya yang mereka buat, pada kebudayaan Batak misalnya menjadi baik. Mereka akan baik, denga tanah yang mereka miliki berdasarkan agama terutama Katolik - Protestan.

Budaya malu harus muncul pada kebudayaan lokal (papua) secara khusus, dengan dialek yang kasar tidak berbeda jauh pada kelas sosial masyarakat Tionghoa - Batak, hal ini dengan pendidikan masih rendah akan berbeda pada lingkungan pergaulan, tidak jauh dari pohonnya.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close